Bukan Cuma Dewi Persik, Orang-Orang Ini Juga Mengalami Bercak Merah Akibat Corona

26 Desember 2020, 18:03 WIB
Bercak merah di muka Dewi Persik akibat virus corona /Instagram / Dewi persik

Cianjurpedia.com – Beberapa waktu lalu Dewi Persik membagikan potret dirinya via Instagram dengan kulit penuh bercak kemerahan.

Dalam keterangan foto, dia mengaku hal itu disebabkan oleh efek samping COVID-19 yang pernah dia alami.

“Sekarang aku sudah sembuh dan recovery. Jadi timbul kemerahan ini adalah salah satu yang timbul dari mereka yang terkena COVID sekitar 20 persen,” katanya dalam unggahan Instagram.

Baca Juga: Cristiano Ronaldo Transfer Terbaik Liga Inggris Sepanjang Masa

Ternyata bercak merah di kulit akibat terpapar virus corona tidak cuma dialami Dewi Persik. Di belahan dunia lain, ada sejumlah pasien corona yang mengalami kasus serupa. Seperti yang dialami oleh Morgan McElroy, 20 tahun dari Ohio, Amerika Serikat.

Dikutip dari Washington Post, lewat TikTok McElroy mengatakan dia alergi terhadap virus COVID-19. Meski demikian, pakar kesehatan mengatakan hal itu tak bisa dibilang alergi.

Purvi Parikh, seorang pakar alergi dan imunologis mengatakan McElroy tidak alergi terhadap virus novel corona. Dalam penanganan Parikh, sejumlah pasien mengalami hal serupa yakni ruam kemerahan.

“Hal ini biasanya akibat virus yang jamak didapati, dan biasanya virusnya jinak,” kata Parikh.

Jika benar-benar alergi, kata Parikh, itu bisa mengancam jiwa.

Ruam dan bengkak yang dipicu oleh infeksi paling sering terlihat pada anak-anak, kata Parikh, yang mungkin menjadi alasan mengapa “hal itu membuat orang dewasa lebih ketakutan” ketika hal itu terjadi pada mereka. Meski begitu, Parikh menegaskan, biasanya tidak perlu panik.

Gejala seperti alergi mungkin hasil dari sistem kekebalan seseorang menjadi “sedikit terlalu aktif dalam tugasnya untuk membersihkan infeksi,” katanya.

Baca Juga: 8 Pasangan Terbaik dalam Drama Korea Sepanjang 2020, Bikin Penonton Baper

Reaksi ini, kata Parikh, diyakini tidak terkait dengan jenis ruam lain yang disebabkan oleh virus korona, termasuk bercak seperti radang dingin yang tidak biasa yang telah diamati pada jari kaki dan terkadang jari tangan. Apa yang dijelaskan McElroy di TikTok “lebih mirip dengan apa yang kita lihat pada virus secara umum,” kata Parikh.

Satu teori adalah bahwa sistem kekebalan yang terlalu aktif dapat menyebabkan pelepasan histamin, mirip dengan apa yang terjadi ketika tubuh menghadapi alergen. “Jenis virus itu meniru alergi,” kata Parikh.

“Ketika mereka sakit karena infeksi dan sistem kekebalan mereka bekerja terlalu keras untuk melawannya, mereka bisa mengaktifkan sel-sel itu sebagai produk sampingan,” katanya.

Baca Juga: Episode 535 Running Man Menjadi Episode Penutup di Tahun 2020, Ini Bocoran Sinopsisnya

Penyebab kemerahan selain virus saja yang memicu gejala, penyebab potensial lainnya mungkin terkait dengan faktor-faktor seperti minum alkohol dan olahraga yang terlalu berlebihan, yang dapat meningkatkan aliran darah dan peradangan sementara di tubuh, kata Parikh.

 Mengonsumsi obat-obatan umum seperti Advil dan Motrin juga dapat menyebabkan ruam dan pembengkakan, terutama bila dikombinasikan dengan virus, katanya.

Sedangkan David Stukus, anggota gugus tugas respons COVID-19 untuk American Academy of Allergy, Asma and Immunology mengungkap gejala yang dialami McElroy lebih cenderung merupakan produk sampingan dari sistem kekebalannya yang melawan virus corona.

“Kami tahu bahwa COVID benar-benar bisa menjadi penyakit sistematis bagi banyak orang,” ujarnya.

Dewi persik Instagram / dewipersik

Stukus mengatakan bahwa saat seseorang kena COVID-19, apa saja dan semuanya berperan.

“Virus dan infeksi lain adalah pemicu umum untuk episode gatal-gatal dan pembengkakan yang tampaknya acak,” kata Stukus.

Jika orang khawatir tentang bagaimana virus corona dapat memengaruhi mereka, Stukus merekomendasikan agar mereka “menarik napas dalam-dalam dan menggunakan sumber daya terpercaya”.

“Kami harus banyak belajar tentang semua nuansa yang terlibat dengan infeksi ini, dan jika Anda memiliki kekhawatiran tentang kesehatan pribadi Anda, selalu hubungi dokter Anda terlebih dahulu,” katanya

 “Ini bisa sangat melemahkan karena bisa sangat gatal, tapi sangat berbeda dari reaksi alergi dan anafilaksis,” kata Stukus.

Panagis Galiatsatos, asisten profesor kedokteran di Universitas Johns Hopkins mengatakan rasa gatal dan merah-merah hingga bengkak yang dialami saat COVID-19 adalah reaksi menyederhanakan respons kompleks sistem kekebalan tubuh.

“Itu hanya berarti sistem kekebalannya tidak menyukai COVID-19, tidak berbeda dengan sistem kekebalan setiap manusia lainnya,” kata Galiatsatos, dokter perawatan paru dan kritis yang bekerja dengan pasien COVID.

.

Editor: Cecep Mahmud

Sumber: ANTARA

Tags

Terkini

Terpopuler