Sudah Sembuh dari Covid-19, Masih Wajib Vaksin atau Tidak?

5 Januari 2021, 12:38 WIB
Ketua Satgas Covid-19 Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Zubairi Djoerban. /Instagram @profesorzubairi/

 

Cianjurpedia.com - Dalam rangka memutus rantai penularan Covid-19, Pemerintah Indonesia segera melakukan program vaksinasi Covid-19. Vaksinasi berlangsung secara bertahap sesuai kelompok prioritas.

Indonesia saat ini telah memiliki tiga juta dosis vaksin Sinovac yang tersimpan di Bio Farma. Pemerintah pun secara masif telah mengirimkan sms blast kepada kelompok prioritas penerima vaksin sejak 31 Desember 2020.

Kemudian muncul pertanyaan di masyarakat, apakah orang-orang yang sembuh setelah terinfeksi Covid-19 masih harus menerima vaksin?

Baca Juga: Cegah Lonjakan Kasus Covid-19 Inggris Lakukan Lockdown Kembali

Prof. Dr. Zubairi Djoerban, SpPD, KHOM, yang akrab dipanggil Prof. Beri memberikan penjelasan melalui akun twitter pribadi miliknya @ProfesorZubairi pada Sabtu 2 Januari 2021.

"Banyak sekali yang bertanya soal ini kepada saya. Begini. Para ahli, yang saya tahu, meyakini bahwa penyintas Covid-19 itu masih perlu divaksin. Pasalnya perlindungan vaksin bisa jadi lebih tahan lama ketimbang perlindungan yang didapat dari infeksi alami," papar Prof. Beri.

Baca Juga: Kim Soo Hyun Dikonfirmasi Tampil Dalam Drama Remake Criminal Justice

Menurut dokter spesialis penyakit dalam ini, Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC) Amerika Serikat telah mempunyai standar. Mereka menyatakan jika penyintas Covid-19 itu memang akan punya antibodi. Tapi, sebagian besar antibodi ini akan bertahan kira-kira 90 hari.

Sehingga, yang baru saja terinfeksi dan sembuh, bisa saja menunda vaksinasinya hingga 90 hari—ketika antibodi itu “sudah hilang”. Namun, CDC Amerika tetap menganjurkan penyintas Covid-19 untuk vaksinasi dan tidak perlu melakukan tes antibodi terlebih dahulu.

Baca Juga: Jack Ma Menghilang, Video Spekulasi Dia Dibunuh atau Dipenjara Kembali Muncul

"Poin pentingnya, vaksin Covid-19 tetap dibutuhkan untuk membentuk antibodi dalam jangka waktu lebih lama. Kita bisa belajar dari virus flu yang bisa membentuk antibodi beberapa bulan saja atau satu tahun--dan vaksinnya harus diulang tiap tahun. Terima kasih," pungkas Prof. Beri yang merupakan Ketua Satgas Covid-19 Ikatan Dokter Indonesia (IDI).

Baca Juga: Song Hye Kyo dan Penulis Kim Eun Sook Bersatu Kembali untuk Drama Baru

Profesor Zubairi adalah seorang dokter spesialis penyakit dalam konsultan hematologi onkologi. Ia menyelesaikan studi kedokteran di Universitas Indonesia (UI) pada tahun 1971. Setelah menyelesaikan studinya di UI, ia menjadi staf dokter penyakit dalam, lalu bergabung dengan Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo (RSCM) Jakarta. ***

 

Editor: Sutrisno

Sumber: Twitter

Tags

Terkini

Terpopuler