Berbagai upaya mitigasi telah dilakukan, baik oleh Pemerintah daerah maupun Pemerintah pusat, dan Mentan Syahrul berharap hal tersebut dapat menekan penyebaran PMK di sejumlah wilayah secara optimal, sehingga Indonesia dapat kembali menjadi negara yang bebas PMK.
“Indonesia menjadi negara yang bebas PMK di Asia dari 1990, dan ternyata beberapa hari lalu kita harus berhadapan dengan PMK. Tetapi dari hasil tes dan pemantauan di lapangan, disertai jumlah yang terinfeksi dengan tingkat kematiannya yang bisa dikatakan rendah, kita harapkan PMK kali ini berada pada level ringan," ujar Syahrul.
Adapun dukungan yang diberikan Kementan sebagai upaya untuk menekan penyebab PMK yaitu melalui pengerahan tim lapangan, obat-obatan, dan penelitian serta menghasilkan vaksin PMK.
“Kami akan terus bekerja, kami lakukan langkah-langkah terpadu yang dapat meminimalkan angka penyebaran, baik dengan isolasi, lockdown wilayah atau kandang, kita lakukan tracing, dan intervensi obat-obatan, dan secepatnya kami dapatkan serotype dari PMK ini, dan kami dapat sesegera mungkin menghasilkan vaksinnya," ucap Syahrul.
Untuk penanganan Penyakit Mulut dan Kuku pada hewan ternak sapi tersebut, Kementan memberikan sejumlah bantuan berupa disinfektan, antibiotik, vitamin, obat anti radang, APD, serta sejumlah unit hand sprayer manual.***