Earric Lee, peneliti doktoral di Universitas Jyväskyl di Finlandia selaku penulis utama studi tersebut menjelaskan bahwa, ada peningkatan sensitivitas insulin dan kadar lipid darah tumpul (tidak lebih dari 60-90 menit).
Hal tersebut menandakan peluang ideal untuk intervensi konjungtif seperti terapi panas, termasuk kegiatan mandi sauna.
Agar efek yang diberikan terapi panas tidak terhenti dengan kondisi kebugaran peserta yang kian meningkat setelah olahraga teratur, Lee menginformasikan bahwa selama penelitian, tim peneliti meningkatkan suhu sauna setiap dua pekan sebesar lima derajat Celcius.
Baca Juga: Fakta Menarik Seputar Ikan Red Devil, Si Iblis Merah yang Agresif Sehingga Dilarang di Indonesia
Lee memahami umumnya orang-orang hanya memiliki akses ke sauna umum, jadi mereka tidak dapat mengubah suhunya.
“Dalam kasus seperti itu, mungkin lebih layak untuk meningkatkan frekuensi kunjungan dari waktu ke waktu,” jelas Lee sebagaimana Cianjurpedia.com lansir dari laman Medical News Today, Kamis, 1 September 2022.
Bagaimana? Setelah mengetahui fakta ini, apakah kalian jadi ingin mandi sauna usai berolahraga?***