Network
Cianjurpedia.com – Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) menetapkan Menteri Kelautan dan Perikanan Edhy Prabowo sebagai tersangka penerima suap dalam kasus perizinan tambak, usaha dan pengelolaan perikanan atau komoditas perairan sejenis lainnya tahun 2020.
Selain itu, KPK juga menetapkan enam tersangka lainnya yakni Safri (SAF) Staf khusus Menteri Kelautan dan Perikanan, Andreu Pribadi Misata (APM), Siswadi (SWD) pengurus PT ACK, Ainul Faqih (AF) staf istri Menteri Kelautan dan Perikanan, Amiril Mukminim (AM), dan Suharjito Direktur PT DPP.
Sebagai penerima suap, Edhy Prabowo dan lima tersangka lainnya disangkakan melanggar Pasal 12 ayat (1) huruf a atau b atau Pasal 11 Undang-undang Nomor 31 Tahun 1999 sebagaimana telah dirubah dengan Undang-undang Nomor 20 Tahun 2001 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi juncto Pasal 55 ayat (1) ke-1 KUHP juncto Pasal 64 ayat (1) KUHP.
Baca Juga: Maradona Sang legenda Bola Meninggal Dunia
Sedangkan untuk pemberi suap disangkakan melanggar Pasal 5 ayat 1 huruf a atau b atau Pasal 13 Undang-undang Nomor 31 Tahun 1999 sebagaimana telah dirubah dengan Undang-undang Nomor 20 Tahun 2001 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi juncto Pasal 55 ayat (1) ke-1 KUHP juncto Pasal 64 ayat (1) KUHP.
Baca Juga: Perjalanan Karir Sepakbola Maradona Sang Legenda Bola
Setelah ditetapkan sebagai tersangka, Edhy Prabowo menyatakan mengundurkan diri sebagai Menteri Kelautan dan Perikanan sekaligus Wakil Ketua Umum Partai Gerindra.
Terkait pengunduran diri Edhy Prabowo, Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan ditunjuk sebagai Menteri Kelautan dan Perikanan ad Interim menggantikan Edhy Prabowo.
Baca Juga: Menteri KKP Ditangkap KPK, Prabowo Subianto dan Ajudannya Dikomentari Warganet
