Menkes Budi Ungkap Empat Strategi Kementerian Kesehatan untuk Mengatasi Penyebaran Varian Omicron

- 27 Desember 2021, 15:22 WIB
Menkes Budi Gunadi Sadikin saat memberikan keterangan pers usai Ratas evaluasi PPKM, secara virtual, tentang kasus Covid-19 varian Omicron.
Menkes Budi Gunadi Sadikin saat memberikan keterangan pers usai Ratas evaluasi PPKM, secara virtual, tentang kasus Covid-19 varian Omicron. /Tangkapan layar laman Setkab.go.id.

Cianjurpedia.com –  Menteri Kesehatan RI Budi Gunadi Sadikin memaparkan empat strategi yang diambil Kementerian Kesehatan dalam upaya menangani penyebaran virus Corona varian Omicron di Indonesia.

Menkes Budi menyampaikan pemaparannya dalam konferensi pers virtual pada Senin 27 Desember 2021, sebagaimana dikutip dari laman InfoPublik.id.

Strategi pertama yaitu protokol kesehatan (prokes) atau 3M. Menkes Budi mengatakan masyarakat diimbau untuk tidak melakukan perjalanan keluar negeri jika tidak mendesak, karena sumber penyakit ada di luar negeri.

Baca Juga: Pasien Omicron di Indonesia Terus Bertambah, Kini Menjadi 46 Kasus

Menkes menerangkan, “Semua orang yang kembali banyak terkena, jadi lindungilah diri kita dan jangan ke luar negeri. Selain itu selalu gunakanlah masker karena sangat melindungi kita dan disiplin gunakan aplikasi PeduliLindungi.” 

Saat ini sudah banyak masyarakat yang datang mengunjungi mall dan restoran. Akan tetapi, tidak sedikit dari mereka yang lupa menggunakan aplikasi PeduliLindungi dan harus diingatkan petugas, tambah Menkes Budi.

Padahal PeduliLindungi membantu untuk melakukan upaya tracing dan tracking apabila terjadi potensi penularan.

Baca Juga: Antisipasi Lonjakan Varian Omicron di Indonesia, Ini Langkah yang Dilakukan Pemerintah

Strategi kedua, mengenai surveilans atau 3T (tes lacak). Menkes Budi mengatakan pemerintah Indonesia akan memperketat proses karantina dan masuknya warga negara Indonesia (WNI) dari luar negeri. Hal ini dilakukan guna melindungi seluruh masyarakat Indonesia.

“Memang ini menyulitkan tapi untuk hanya puluhan ribu masyarakat Indonesia yang relatif mampu jalan-jalan keluar negeri. Tapi kita harus melindungi 270 juta masyarakat Indonesia yang saat ini kondisinya sudah baik,” ujar Menkes Budi.

Karena sebanyak 98 persen kasus varian Omicron berasal dari WNI yang pulang dari luar negeri, lanjut Menkes Budi. Kemudian Kemenkes akan menyebarkan teknologi baru untuk tes PCR untuk bisa melihat materinya Omicron.

Baca Juga: Update Harga Bahan Pokok Hari Ini Senin 27 Desember 2021 di Jakarta dan Cimahi, Telur Ayam Tembus Rp33.833/kg

Teknologi baru ini sudah disebar ke semua pintu masuk luar negeri utama. Sehingga bisa lebih cepat mengidentifikasi Omicron dengan tes PCR selama 4-6 jam hasilnya keluar dibandingkan dengan tes Whole Genome Sequencing (WGS) yang hasilnya keluar 3-5 hari.

Kemudian Menkes Budi mengatakan pihaknya akan mendatangkan 15 alat WGS baru dan diharapkan pada 2022 WGS sudah datang. WGS ini akan disumbangkan ke pulau-pulau di Indonesia.

Seperti Pulau Sumatera, Pulau Kalimantan, Pulau Sulawesi, Maluku, dan Papua agar tes WGS ini bisa jadi lebih cepat dan jaringannya kuat, tidak hanya di pulau Jawa. 

Baca Juga: Sudah Masuk Indonesia, Berikut Karakteristik Virus Corona Varian Omicron yang Perlu Anda Ketahui

Strategi ketiga yaitu melakukan vaksinasi COVID-19. Menkes Budi menerankan pentingnya percepat vaksinasi terutama untuk lanjut usia (lansia) dan orang orang yang imunitasnya rendah.

Strategi keempat adalah perawatan. Saat ini sudah terpasang sebanyak 16 ribu oksigen generator 31 oksigen konsentrator untuk pasien yang membutuhkan.

"Semua sudah terpasang dan mudah-mudahan tidak terjadi peningkatan,” kata Menkes Budi.

Baca Juga: Menkes Konfirmasi Kasus Omicron Pertama di Indonesia, Seorang Petugas Kebersihan di Wisma Atlet

Sebelumnya pada hari Minggu 26 Desember 2021 terdapat laporan penambahan kasus varian Omicron sebanyak 27 kasus baru. Sehingga total pasien varian Omicron di Indonesia mencapat 46 kasus.

Dari 27 kasus varian Omicron ini, terdapat 25 kasus yang merupakan WNI Pelaku Perjalanan Luar Negeri (PPLN), satu orang merupakan WN asing (WNA) asal Nigeria, dan satu orang lagi merupakan tenaga kesehatan di Rumah Sakit Darurat COVID-19 (RSDC) Wisma Atlet, Jakarta.

Kasus Omicron pada pasien di atas terdeteksi saat mereka tiba di Indonesia dan menjalani karantina selama sepuluh hari. Beberapa kasus terdeteksi setelah mereka menjalani lebih dari tiga hari masa karantina. ***

Editor: Hanif Hafsari Chaeza

Sumber: InfoPublik.id


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah