Meskipun ia tidak punya uang, Didi Kempot tetap menulis dan membawakan beberapa lagunya yang paling terkenal — termasuk "We Cen Yu" , "Cidro" (Patah), "Moblong-Moblong" (Berlubang), dan "Podo Pintere" (Sama Pintar). Setelah seharian mengamen, Didi kerap begadang untuk merekam lagu-lagunya di kaset kosong.
Meski sebagian besar kaset yang dia kirim ke studio rekaman tidak pernah membuat Startit melewati meja keamanan, pelantun “Pamer Bojo” ini tidak pernah menyerah pada mimpinya. Dia akhirnya mendapat terobosan besar pada tahun 1989 dan menandatangani kontrak dengan label musik.
Baca Juga: Google Doodle Rayakan Hari Angklung dengan Animasi yang Menarik
Single hit pertamanya, Cidro, menjadi sangat populer di Belanda dan Suriname — dua negara dengan diaspora Jawa yang besar. Hal itu pula yang membuka jalan bagi musik campursari untuk menembus pasar mainstream.
Ketika Didi Kempot melakukan perjalanan ke Belanda untuk tampil pada tahun 1993, dia terharu melihat para penggemar telah menghafal lirik lagunya. Dia melanjutkan untuk merilis sepuluh album lagi di Belanda dan Suriname.
Beberapa tahun terakhir, musik campursari Didi Kempot mengalami kebangkitan popularitas di kalangan generasi muda. Lagu-lagunya terus menyentuh hati orang-orang romantis yang putus asa di seluruh dunia.
Didi Kempot meninggal dunia pada 5 Mei 2020 pukul 07.45 WIB dalam usia 53 tahun di Rumah Sakit Kasih Ibu Surakarta akibat henti jantung.***