Peran Penting Douwes Dekker Dalam Berdirinya SMPN 1 Bandung

2 Desember 2020, 16:35 WIB
SMP Negeri 1 Bandung /Google Street View Mei 2019

 

Cianjurpedia.com - Salah satu tokoh pergerakan nasional Indo-Belanda, Ernest Francouis Eugene Douwes Dekker yang kemudian dikenal sebagai Dr. Danoedirdja Setiabudhi ini memiliki peranan penting dalam berdirinya Sekolah Menengah Pertama Negeri (SMPN) 1 Bandung.

Berawal pada 1918, ketika Douwes Dekker pulang dari pengasingan di Belanda karena dianggap organisasi Indishce Partij yang didirikan bersama rekan-rekannya membahayakan kelanggengan kolonialisme Belanda.

Kala itu Douwes Dekker berniat menjadi seorang guru. Hingga akhirnya pada 12 November 1924, Douwes Dekker  mendirikan sebuah lembaga pendidikan berwawasan kebangsaan Indonesia di Kota Bandung yang bernama De School Vereeniging Het Ksatrian Instituut.

Baca Juga: Perpustakaan ITB Memiliki Bentuk Gedung yang Unik Seperti Rak Buku

Tujuan Douwes Dekker mendirikan lembaga tersebut adalah mendidik bangsa pribumi untuk mempunyai wawasan kebangsaan. Di lembaga pendidikan inilah ia berusaha menanamkan jiwa nasionalisme kepada murid-muridnya.

Lembaga yang dikenal dengan singkatan Ksatrian Instituut atau Ksatrian School ini mulanya hanya memiliki 60 orang murid.  Akan tetapi, semakin lama lembaga ini semakin berkembang dan mempunyai sekolah dasar di daerah Ciwidey, Cianjur, dan Sukabumi. Sekolah-sekolah tersebut terbuka bagi orang-orang pribumi, peranakan Tionghoa, maupun Indo-Eropa.

Nahasnya, pada 1941, Douwes Dekker ditangkap oleh pemerintah Hindia Belanda sehingga kegiatan di Ksatrian Isntituut dipegang langsung oleh istrinya, Johanna Petronella Douwes Dekker. Namun sayangnya kegiatan itu tak berlangsung lama, Ksatrian Instituut akhirnya ditutup pada masa pemerintah kedudukan Jepang.

Baca Juga: Eks. Gedung Au Bon Marche, Dari Toko Busana Mewah Hingga Tempat Berkumpulnya Orang-orang Kreatif

Hingga pada November 1947, pemerintah membuka sebuah SMP di Kota Bandung di Gedung SR Jalan Kopo, untuk menampung pelajar yang baru kembali dari daerah pengungsian. Karena tempatnya tidak mencukupi, pada akhir Desember 1947, SMP tersebut dipindahkan ke Nieuw Straat (saat ini bernama Jalan Kesatrian), mengisi gedung Ksatrian Instituut yang sudah lama tidak digunakan.

Sekolah itu pun kemudian dikenal dengan sebutan Sekolah Menengah 4 Tahun Niewstraat (SM 4 TH Nieuwstraat) karena berada di Nieuw straat. Namun, berdasarkan Surat Keputusan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 9033.B tanggal 11 Oktober 1950, SM 4 TH Nieuwstraat berubah namanya menjadi SMPN 1 Bandung.

Sampai saat ini, SMPN 1 Bandung masih berfungsi sebagai sekolah dengan nama yang sama. Beberapa bangunannya pun telah berubah menjadi semi modern.***

Editor: Sutrisno

Tags

Terkini

Terpopuler