Gereja Bethel, Gereja Protestan Tertua di Kota Bandung

12 Desember 2020, 16:25 WIB
Gereja Bethel Bandung /Google Street View 2019

 

 

Cianjurpdia.com - Gereja Bethel merupakan gereja Protestan tertua di Kota Bandung yang dibangun pada tahun 1924 di atas lahan seluas 3.278 meter persegi. Namun, Gereja Protestan Indonesia Bagian Barat (GPIB) Bethel Bandung baru diresmikan pada 1 Maret 1925.

Meski usianya sudah lebih dari 90 tahun, tapi kemegahan bangunan Gereja Bethel ini masih dapat dilihat di kawasan Jalan Wastukencana Bandung. Bangunan karya C.P. Wolff Schoemaker tersebut sebenarnya memiliki perjalanan sejarah yang panjang. 

Sebelum tahun 1924, Gereja Bethel merupakan gereja sederhana, tempat ibadah orang-orang Belanda yang membawa agama Kristen Protestan ke Tanah Priangan. Seiring berjalannya waktu, jemaat yang beribadah di gereja ini semakin banyak, dan nyaris tidak tertampung lagi. 

Baca Juga: SMP Negeri 2 Bandung Didirikan Sejak Tahun 1913

Minimnya daya tampung gereja inilah yang menjadi perhatian Pendeta J.A. Tijdeman, pendeta keempat di Kota Bandung pada masa Pemerintahan Kolonial Hindia-Belanda. Ia kemudian menggagas pembangunan rumah ibadah yang lebih besar. 

Pada 1916, gagasan J.A. Tijdeman disetujui oleh Sidang Jemaat. Dewan Gereja kemudian mendaulat arsitek Belanda, C.P. Wolff Schoemaker untuk menyempurnakan rancangan yang telah dibuat Biro Harmsen en Plagge. Schoemaker yang pernah mempelajari arsitektur Jawa Tengah, lantas memadukan gaya bangunan klasik modern dengan beberapa unsur tradisional dalam rancangannya. 

Pembangunan pun dimulai pada 1 Mei 1924 dan gereja tersebut diberi nama “De Nieuwe Kerk” yang berarti gereja baru. Schoemaker merancang bagian-bagian De Nieuwe Kerk dengan simbol-simbol teologi Kristen. Seperti lampu bermahkota pada bagian atas pintu utama melambangkan kepercayaan bahwa orang Kristen akan menerima mahkota kemenangan atau hadiah atas kerja mereka. 

Baca Juga: Meski Tak Tersisa Bangunan Lamanya, Hotel Istana Bandung Kaya Akan Sejarah

Sementara lima anak tangga di bagian pintu masuk menyimbolkan jumlah batu yang digunakan Daud untuk melawan Goliath. Lalu, jajaran 5 kolom jendela sebagai simbol lima luka Kristus di kayu salib. Pada bagian bawah jendela tersebut terdapat 10 lubang angin yang menggambarkan Sepuluh Perintah Allah. 

Selain itu, pilar-pilar di dalam gedung membentuk busur yang menggambarkan sebuah pelangi, lambang perjanjian Allah dengan segala makhluk. Pada bagian kiri gereja menjulang sebuah menara lonceng setinggi 16,9 meter. Lonceng ini melukiskan keagungan Allah di tempat yang Maha Tinggi. 

Jam dinding berbentuk lingkaran menghiasi tiap sisi bagian atas menara. Lambang angka empat dalam Angka Romawi yang berbentuk “IIII”, dan bukan “IV” menunjukkan kisaran tahun pembuatan jam. Lambang “IIII” memang lazim ditemukan pada jam-jam yang diproduksi tahun 1920-an.

Baca Juga: Kantor Pusat Bala Keselamatan Bandung yang Penuh Histori

Pada 1964, Sidang Pleno Majelis Jemaat GPIB mengubah nama Gereja “De Nieuwe Kerk” menjadi “Bethel”. Nama tersebut bermakna rumah Tuhan atau pintu gerbang surga yang merujuk pada Kitab Kejadian. Hingga saat ini, Gereja Bethel masih berdiri kokoh, dan menjadi salah satu monumen penyebaran agama Kristen Protestan di wilayah Priangan.***

Editor: Sutrisno

Tags

Terkini

Terpopuler