Lawang Sewu, dari Cerita Mistis hingga Kisah Kantor Pusat Perusahaan Kereta Api Swasta Zaman Hindia Belanda

- 28 November 2021, 10:15 WIB
Gedung Lawang Sewu di Semarang, Jawa Tengah.
Gedung Lawang Sewu di Semarang, Jawa Tengah. /Titan Firman/Pamong Budaya Balai Pelestarian Nilai Budaya Jawa Barat

 

Cianjurpedia.com - Mendengar kata Lawang Sewu, orang langsung teringat pada kisah mistis yang berkaitan dengan gedung bersejarah di Kota Semarang, Jawa Tengah ini.

“Waktu kecil dulu, Ibuku suka bilang jangan tatap bangunan Lawang Sewu sambil ngelamun, pamali!” begitulah tutur salah seorang pemandu wisata, saat menceritakan pengalamannya sewaktu kecil dulu. 

Cerita mistis Lawang Sewu kian santer saat banyak diekspose oleh media sebagai salah satu lokasi uji nyali. 

Berbagai cerita hantu yang ada di Lawang Sewu pun menjadi buah bibir di masyarakat. Dari mulai mitos tentang penampakan noni belanda, misteri teriakan di sumur tua belakang, hingga bau anyir yang tercium di area bawah tanah lawang sewu. 

Baca Juga: Hobi Selfie? Wajib Kunjungi Sam Poo Kong, Klenteng Megah di Semarang

Konon katanya area bawah tanah ini sebagai penyekapan tahanan, dibiarkan berdesak-desakan di area sempit hingga meninggal.

Namun, dibalik sepenggal mitos-mitos mengenai bangunan bersejarah ini. Ternyata Lawang Sewu menyimpan banyak pengetahuan mengenai perkembangan perkeretaapian di Indonesia.

Sisi lain dari bangunan Lawang Sewu, gedung bersejarah di Semarang.
Sisi lain dari bangunan Lawang Sewu, gedung bersejarah di Semarang. Titan Firman/Pamong Budaya Balai Pelestarian Nilai Budaya Jawa Barat

Lawang Sewu yang dikenal sebagai rumah berhantu dan lokasi syuting ini merupakan bangunan bersejarah era kolonial. 

Masyarakat setempat menyebutnya Lawang Sewu, karena bangunan karya seorang arsitektur Belanda ini memiliki banyak pintu dan jendela. 

Arsitektur Belanda yang merancang desain bangunan ini adalah Prof. Jakob F. Klinkhamer dan B.J. Ouendag. Beliau mendesain banyak jendela dan pintu di Lawang Sewu sebagai tata sirkulasi udara. Jika dilihat dari atas, desain area Lawang Sewu ini berbentuk menyerupai huruf L. 

Dilansir dari laman resmi heritage.kai.id, Lawang Sewu adalah gedung bersejarah milik PT Kereta Api Indonesia (Persero) yang awalnya digunakan sebagai kantor pusat perusahaan kereta api swasta Nederlandsch-Indische Spoorweg Maatschappij (NISM)

Baca Juga: 5 Tempat Makan Kids Friendly dengan Taman yang Luas di Bandung, Ada Rumah Kura-kuranya Juga Loh!

Gedung Lawang Sewu dibangun secara bertahap di atas lahan seluas 18.232 m2. Bangunan utama dimulai pada 27 Februari 1904 dan selesai pada Juli 1907. Sedangkan bangunan tambahan dibangun sekitar tahun 1916 dan selesai tahun 1918.

Selain desain bangunanya yang unik, Lawang Sewu memiliki ornamen kaca patri pabrikan Johannes Lourens Schouten. 

Keindahan gedung Lawang Sewu, bangunan peninggalan Hindia Belanda.
Keindahan gedung Lawang Sewu, bangunan peninggalan Hindia Belanda. Titan Firman/Pamong Budaya Balai Pelestarian Nilai Budaya Jawa Barat

Kaca patri tersebut bercerita tentang kemakmuran dan keindahan Jawa, kekuasaan Belanda atas Semarang dan Batavia, kota maritim serta kejayaan kereta api. 

Ragam hias lainnya pada Lawang Sewu antara lain ornamen tembikar pada bidang lengkung di atas balkon, kubah kecil di puncak menara air yang dilapisi tembaga, dan puncak menara dengan hiasan perunggu.

Baca Juga: Goa Cilalay, Wisata Alam Dari Desa Sukamulya, Pangandaran, Jawa Barat, Indahnya Stalaktit jadi Nilai Tambah

Berkunjung ke Lawang Sewu, kita seperti diajak menyusuri lorong waktu. Melihat bagaimana mesin-mesin kereta uap pertama kali di Indonesia, pembangunan rel kereta, dan teknologi-teknologi pendukung perkantoran seperti mesin tik, telpon, dll. 

Untuk masuk ke tempat wisata yang kaya akan muatan edukasi ini, hanya perlu membayar tiket sepuluh ribu per orang. 

Selamat mengunjungi Lawang Sewu. Sambil baca-baca sejarah perkeretaapian Indonesia, awas jangan melamun, ya!***

Editor: Mayang Ayu Lestari


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x