Lebih jauh, Syamsul mengisahkan jika kepopuleran wajit sampai ke telinga kolonial Belanda. Dan kolonial Belanda cukup menyukainya, bahkan wajit sempat dibatasi peredarannya di masyarakat.
“Wajit sempat menjadi penganan istimewa, mungkin karena bahan dasarnya berasal dari beras ketan. Di mana komoditas ini menjadi salah satu komoditas berharga saat itu”, ucap Syamsul.***