Pengusaha Keju Cianjur yang Berusaha Bertahan Ditengah Himpitan Ekonomi Akibat Pandemi Covid-19

- 6 Januari 2021, 20:24 WIB
Produk keju
Produk keju /Cianjurpedia / Wawan S

Cianjurpedia.com - Sulitnya ekonomi di tengah pandemi Covid-19 sejumlah pelaku Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) di Kabupaten Cianjur tetap bertahan. 

Seperti hal nya pemilik usaha keju mozarela asal Cianjur, Valentius Indhiarto Aris Gunadi, usaha keju tersebut telah ia tekuni sejak 2015. Saat ini ia memiliki sapi sebanyak 26 ekor untuk diperas susunya sebagai bahan utama pembuatan keju. 

Produksi keju tersebut ia lakukan mulai dari pemerasan susu sapi, setelah melalui proses pasteurisasi dan diberikan bakteri baik sebelum menjadi keju mozarela. 

Baca Juga: Trump Larang Warganya Gunakan 8 Aplikasi Asal China, Termasuk Alipay dan WeChat Pay

Dalam sehari susu yang diperas dari sapinya tersebut mampu menhasilkan sebanyak 250 hingga 400 liter. 

Untuk produksinya sendiri dalam satu hari ia mampu mengolah 100 hingga 150 liter susu dengan hasil 10 sampai 15 kilogram keju, dengan perbandingan 100 liter susu menghasilkan 10 kilogram keju. 

Proses waktu produksi keju tersebut dari 40 liter bisa memakan waktu hanya 2 jam. Sementara pengolahan sendiri dari 40 liter bisa memakan waktu selama 2 jam.

Baca Juga: Lee Kwang Soo Ditawar Sebagai Pemeran Utama Drama Fantasi  ‘Hero’

Ia mengaku, keju tersebut mempunyai ketahanan waktu 2 sampai 6 bulan. "Untuk ketahanan keju sendiri jika disimpan di chiler bisa sampai 2 bulan. Namun jika disimpan di frozen bisa mampu bertahan hingga 6 bulan," ujarnya. 

Keju tersebut mereka jual dengan harga yang bervariatif sesuai dengan berat tertentu. "Untuk harga keju dengan berat 250 gram kita jual seharga Rp37 ribu. Sedangkan untuk yang satu kilogram kita jual dengan harga Rp140 ribu," ucap Aris

Susu sapi tersebut juga tak hanya diproduksi sebagai keju namun ada beberapa produksi olahan lainnya seperti sabun susu, yogurt dan susu segar siap minum. 

Baca Juga: Acara Musik Grammy Award Ditunda Akibat Lonjakan Kasus Covid-19 di Los Angeles

Ia tetap menjalani bisnis kecilnya tersebut meski sebagian besar target pasar dia hilang akibat Covid-19. 

"Target utama pasar kita adalah masok ke setiap sekolah, saat ini tidak bisa karena sekolah pada ditutup. Yang tadinya dengan jumlah tersebut bisa habis dalam sebulan sekarang bisa mencapai 3 bulan sehingga banyak stok yang tersimpan," ungkapnya. 

Tak hanya sekolah, Aris juga mengungkapkan daya beli masyarakat di tengah pandemi Covid-19 juga sangat berkurang. Selain itu pelanggan yang berada di Jabodetabek pun saat ini mengalami penurunan pesanan akibat dampak dari Covid-19.

Baca Juga: Wapres: Fatwa Halal Vaksin Sinovac Terbit Sebelum 13 Januari 2021

Akibatnya untuk tetap mempertahankan usahanya tersebut, Aris terpaksa memberhentikan sebagian karyawannya lantaran tak mampu lagi untuk memberi upah terhadap mereka. 

"Karyawan juga yang asalnya 12 kita kurangi menjadi 5 orang karena tak mampu untuk membayar mereka," ujar Aris. 

Ia mengaku selama pandemi Covid-19 UMKM yang ia dirikan selama ini belum pernah mendapatkan bantuan dari Pemerintah manapun. 

Meski begitu mereka tetap optimis dan bisa mampu bertahan ditengah sulitnya ekonomi akibat pandemi Covid-19. Mereka juga berusaha mensiasati dengan cara melakukan penjualan dan promosi melalui media sosial dan situs jualan online lainnya. 

"Saya berharap pandemi Covid-19 ini bisa cepat selesai sehingga para pelaku UMKM bisa melewati resesi ekonomi yang terjadi selama ini," pungkasnya.***

Editor: Cecep Mahmud


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah