Kisah Sahabat Rasulullah: Al-Khansa’ binti Amr Ra. Ibunda Para Syuhada

13 April 2021, 21:21 WIB
Ilustrasi Kisah Inspiratif Ramadan, Al-Khansa ibunda Para Syuhada /Pixabay/Nashrulloh Huda

Cianjurpedia.com – Al-Khansa yang mempunyai nama sebenarnya Tumadhar binti Amr bin Syuraid bin Ushayyah As-Sulamiyah adalah merupakan salah satu sahabat wanita Rasulullah.

Memiliki suami yang bernama Rawahah bin Abdul Aziz As-Sulami ini terkenal pandai membuat syair. Semua sastrawan pada masa itu mengakui tidak ada seorang perempuan yang memiliki kepandaian dalam berpuisi yang mewakili Al-Khansa’

Menukil dari Buku “Kisah-kisah Wanita Menajubkan dalam Kehidupan Nabi SAW” karya Miftahul Asror Malik, Rasulullah pun mengakui kehebatan Al-Khansa’ dalam membuat sya’ir.

Sebelum masuk Islam atau masa jahiliyah Al-Khansa’ biasa membuat syair-syair kesedihan atas kematian saudara kandungnya, Shakr bin Amr. Usai masuk Islam Al-Khansa’ tetap membuat syair kesedihan, hanya bukan kematian saudaranya, namun karena saudaranya itu wafat sebelum memeluk Islam.

Baca Juga: Dua Doa Buka Puasa Yang Dicontohkan Rasulullah

Suatu hari kaum muslimin hendak berperang ke Qasisiyah dan kabar tersebut terdengar oleh Al-Khansa’. Al-Khansa’ yang sudah memilki jiwa tauhid di relung hatinya mendorong serta memberikan api semangat di hati keempat putranya untuk turut serta.

Sempat terjadi perdebatan sengit di rumah Al-Khansa’ karena kempat putranya saling berebut kesempatan untuk ikut berperang melawan tentara Persia dan siapakah yang harus tinggal di rumah bersama ibunda mereka.

Kegaduhan tersebut akhirnya terdengar Al-Khansa’. Dia pun dengan rasa bangga memutuskan dengan ikhlas melepas semua putranya untuk serta berperang dan memjemput kesyahidan di sisi Allah Swt.

Sebelum berperang Al-Khansa’ berpesan kepada keempat putranya, “Wahai putra-putraku, kalian semua memeluk Islam dan berhijrah dengan suka rela. Demi Allah yang tidak ada Tuhan selain Dia, kalian adalah keturunan dari satu ayah dan satu ibu.”

Baca Juga: Tiga Hal Agar Puasa Ramadhan Kita Diterima Allah SWT

“Sungguh aku tidak pernah merendahkan kehormatan dan mengubah garis keturunan kalian. Ketahuilah, bahwa sesungguhnya kehidupan akhirat itu jauh lebih baik daripada kehidupan dunia fana ini. Wahai putra-putraku, bersabarlah, tabahlah, bertahanlah, dan bertakwalah kepada Allah Swt. Semoga kalian menjadi orang-orang yang beruntung.”

“Dan apabila kalian melihat gendering perang telah ditabuh dan apinya telah berkobar, maka turunlah ke medan perang dan seranglah pusat kekuatan musuh, niscaya kalian akan kemenangan dan kemuliaan di dalam kehidupan yang kekal (akhirat) selama-lamanya.”

Esok harinya keempat putranya pergi berjuang ke medan perang dengan tanpa rasa takut karena diantara mereka jika ada yang ragu atau kurang semangat saudara lainy saling mengingatkan dengan nasihat ibunya.

Namun akhirnya satu per satu putranya berguguran, keempat mujahid kebangaan ibundanya itu pun menjadi syahid di jalan Allah Swt. Saat mendengar kabar tersebut Al-Khansa tidak terlihat kesedihan dari wajahnya.

Baca Juga: Tiga Keutamaan Puasa Ramadhan Yang Perlu Kita Kejar

Dia tidak mengeluarkan umpatan dan sumpah serapah serta tidak menampar wajah atau merobek pakainnya yang biasa dilakukan wanita jahiliyah untuk meluapakan kesedihan.

Al-Khansa’ hanya bersyukur atas takdir Allah Swt, karena memang inilah yang diharapkan olehnya dari keempat putranya yang pemberani itu. Selai itu dengan kesabaran hatinya doa pun tercetus dari mulutnya “Segala puji bagi Allah yang telah memberiku kemuliaan dengan kematian mereka (putra-putranya). Sungguh aku memohon kepada Allah, agar Dia menghimpunku bersama mereka di tempat yang dipenuhi kasih sayang-Nya (surga).”

Dengan keberanian keempat putranya yang akhirnya syahid di jalan Allah maka Al-Khansa’ pun diberi gelar “Ibunda para Syuhada.”.***

 

Editor: Sutrisno

Sumber: Kisah-kisah Wanita Menajubkan dalam Kehidupan Nabi SAW” kary

Tags

Terkini

Terpopuler