Itikaf 10 Hari Ramadhan Terakhir Dianjurkan oleh Nabi Muhammad SAW, Begini Niat dan Tata Caranya

17 April 2022, 10:13 WIB
 Itikaf 10 Hari Ramadhan Terakhir Dianjurkan oleh Nabi Muhammad SAW, Begini Niat dan Tata Caranya //Pixabay /Mirkobozzato

Cianjurpedia.com - Bulan Ramadhan adalah bulan suci yang sangat dinantikan oleh seluruh umat Islam di seluruh dunia.

Bagaimana tidak, setiap kebaikan yang dilakukan pada bulan ini akan diganjar pahala yang berlipat-lipat oleh Allah Subhanahu wa ta’ala.

Di tengah menjalankan ibadah puasa, umat Islampun dianjurkan untuk mengisi bulan Ramadhan dengan ibadah-ibadah yang lain, contohnya membaca kitab suci Al Qur’an, memperbanyak sedekah, dan sholat tarawih.

Selain itu ada satu amalan yang sangat dianjurkan Nabi Muhammad Shallallahu ‘alaihi wa sallam untuk dilakukan di bulan Ramadhan, yaitu ibadah itikaf di masjid 10 hari terakhir.

Baca Juga: Guru Sertifikasi Kesulitan Login Info GTK 2022, Berikut Ini Penyebab dan Solusinya

Dirangkum Cianjurpedia.com dari berbagai sumber, pengertian itikaf menurut bahasa arinya berdiam diri dan menetap dalam sesuatu.

Sedangkan menurut kamus besar bahasa Indonesia, itikaf adalah diam beberapa waktu di dalam masjid sebagai suatu ibadah dengan syarat-syarat tertentu.

Dari ‘Aisyah radhiyallahu ‘anha, ia berkata bahwasanya Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam biasa beri’tikaf di sepuluh hari terakhir dari bulan Ramadhan hingga beliau diwafatkan oleh Allah. Lalu istri-istri beliau beri’tikaf setelah beliau wafat. Muttafaqun ‘alaih. (HR. Bukhari no. 2026 dan Muslim no. 1172).

Di dalam al-Quran surat al-Baqarah ayat 187 dijelaskan bahwa itikaf dilaksanakan di masjid.

masjid yang dapat dipakai untuk melaksanakan itikaf sangat diutamakan masjid jami (masjid yang biasa digunakan untuk melaksanakan salat Jum’at).

Berikut ini panduan dan tata cara itikaf yang harus diperhatikan:
1. Niat.
Adapun niat untuk melakukan ibadah itikaf adalah:
“Nawaitu I’tikafaa fii haadzal masjidi lillaahi ta’alaa”
Artinya: Saya berniat itikaf di masjid ini karena Allah ta’ala.

2. Syarat-syarat itikaf.
Untuk sahnya itikaf diperlukan beberapa syarat, yaitu;
a. Orang yang melaksanakan itikaf beragama Islam.
b. Orang yang melaksanakan itikaf sudah baligh, baik laki-laki maupun perempuan.
c. I’tikaf dilaksanakan di masjid.
d. Orang yang akan melaksanakan itikaf hendaklah memiliki niat itikaf.
Hal-hal yang Perlu mendapat perhatian bagi orang yang beritikaf.
Para ulama sepakat bahwa orang yang melakukan itikaf harus tetap berada di dalam masjid tidak keluar dari masjid. Namun demikian bagi mu’takif (orang yang melaksanakan itikaf) boleh keluar dari masjid karena beberapa alasan yang dibenarkan, yaitu:
a. Karena hajah thabi’iyyah (keperluan hajat manusia) baik yang bersifat naluri maupun yang bukan naluri, seperti buang air besar, kecil, mandi janabah dan lainnya.
b. Karena sesuatu yang sangat darurat, seperti ketika bangunan masjid runtuh dan lainnya.

Baca Juga: Pendidikan Guru Penggerak Angkatan 7 Memasuki Tahapan Seleksi, Simak Cara dan Syaratnya

3. Amalan-amalan yang dapat dilaksanakan selama itikaf.
Ada beberapa amalan (ibadah) yang dapat dilaksanakan oleh orang yang melaksanakan itikaf, yaitu;
a. Melaksanakan salat sunat, seperti salat tahiyatul masjid, salat lail dan lain-lain.
b. Membaca al-Quran dan tadarus al-Quran.
c. Berdzikir dan berdo’a.
d. Mendengarkan ceramah.
e. Membaca buku-buku agama.

Demikian pembahasan singkat tentang niat dan tata cara itikaf. Semoga Allah memberi taufik pada kita semua untuk menghidupkan hari-hari di bulan Ramadhan dengan ibadah. Hanya Allah yang memberi taufik dan petunjuk.***

Editor: Sutrisno

Tags

Terkini

Terpopuler