Karena sering diganggu hampir setiap malam, membuat kondisi kesehatan Santi semakin menurun. Badannya berubah menjadi sangat kurus dan wajahnya mulai pucat.
Hingga suatu ketika, saat Santi hendak mandi, ia mencium bau kemenyan yang sangat menyengat dari kamar hingga kamar mandinya. Namun, saat Santi hendak keluar kamar mandi, tiba-tiba dia melihat sosok yang sangat mengerikan.
Ia melihat sesosok nenek-nenek tua yang duduk ngesot di depan pintu kamar mandinya, sambil menatap Santi dengan sorot mata yang tajam dan mengerikan.
Wajah nenek tua itu sangat seram, giginya hitam, matanya hanya ada satu, dan bajunya berupa kebaya lusuh namun panjang sekali. Seketika Santi berteriak, kemudian terjatuh dan tak sadarkan diri.
Kemudian, orang tuanya membawa Santi untuk berobat kepada seorang ulama. Kemudian Santi diruqyah, dan terus meronta-ronta saat mendengar lantunan ayat-ayat suci Al-Qur'an.
Menurut sang ulama, di dalam tubuh Santi sudah ditanamkan sesuatu yang tidak baik, yang berhubungan dengan ritual pesugihan. Santi sudah diikat untuk dijadikan tumbal pesugihan, yang diminta oleh Rosa sahabat terbaiknya sendiri.
Setelah Santi berhasil diobati dan terbebas dari target tumbal pesugihan, ia pun dipindahkan ke daerah Pati, oleh orang tuanya. Sekitar empat tahun kemudian Santi pun kembali. Ia penasaran dengan kabar mantan sahabat terbaiknya, yang tega sekali menjadikannya tumbal pesugihan itu.
Santi mengunjungi tempat usahanya, namun ternyata sudah tutup. Kemudian, ia pun mengunjungi rumahnya, namun ternyata rumah itu pun kosong dan tak terawat. Sepertinya Rosa sudah mendapatkan balasannya.***