Network
Samex sudah sering diingatkan untuk beribadah oleh para keluarga, namun ia tak menggubrisnya, bahkan ia sempat berkata tak masalah meski kelak tak masuk surga.
"Keun wae dulur urang mah kabeh kasorga, kuring mah rek ka sawah lega (tidak apa saudara saya semua masuk surga, kalau saya ke sawah luas saja)," ucap A Angga menirukan perkataan Samex kepada saudaranya.
Perkataannya itu membuat semua keluarga terkejut, dan langsung menegur Samex. Dan momen itulah terakhir kalinya A Angga melihat Samex semasa hidup. Karena tak lama setelahnya, ia sakit dan meninggal dunia.
Beberapa waktu setelah kepergiannya, teror mulai bermunculan. Seperti adanya ketukan di pintu pada malam hari, namun saat dibuka tidak ada siapa-siapa, dan beberapa kali terdengar suara perempuan menangis dari lorong dekat kamar mandi.
Dan ada satu kejadian yang membuat A Angga ketakutan. Saat itu, ia tidur bersama Emak, lalu di tengah malam A Angga terbangun karena ingin ke kamar mandi.
Di malam hari, hampir semua lampu di rumah Emak dimatikan, termasuk lorong menuju kamar mandi. Yang menyala hanya lampu kecil di dalam kamar mandi saja.
Ketika berjalan di lorong menuju kamar mandi, A Angga seperti melihat siluet seseorang yang sedang membungkuk dan tertunduk, sambil memainkan rambut dan kulit kepalanya.
Baca Juga: Kisah Horor Istri A Angga Jurnalrisa, Bisa Selamat Ketika Berada di Kampung Gaib di Padalarang
Saat sudah semakin dekat kamar mandi, sosok itu terlihat semakin jelas, dan perlahan ia menengok dan melihat ke arah A Angga.
Dan A Angga mengenal sosok itu, ia adalah Samex. Sosok itu terus memperhatikan A Angga sambil menyeringai, sontak badannya menjadi kaku, ia tak percaya dengan apa yang dilihatnya.
