Network
Kemudian, mulai terdengar kata-kata yang keluar dari mulutnya, dengan suara yang membuat sekujur tubuh A Angga merinding.
"Jang dieu, sieun nya ku uing (Nak sini, takut ya sama saya)," ucap A Angga menirukan kata-kata yang diucapkan Samex kala itu.
Sontak A Angga langsung berlari kembali ke kamar Emak. Kejadian tersebut terjadi sekitar 1-2 bulan setelah Samex meninggal dunia.
Keesokan harinya A Angga menceritakannya kepada seluruh keluarga. Mulanya mereka tak percaya, namun lama kelamaan yang lain pun mendapat gangguan dari Samex.
Pihak keluarga sempat bermediasi dengan Samex. Samex bercerita ia mengalami penyiksaan di dalam kubur oleh seseorang yang tinggi besar, menggunakan mukena yang ia jual sambil dihimpit tanah, hingga membuat tubuhnya remuk dan hancur.
Sang Kakek sempat kasihan dan berujar, agar kita semua jangan pernah meninggalkan solat, jauhi larangan dan lakukan apa yang diperintahkan Rasul.
Namun, entah kesalahan lain apa yang dilakukan Samex, walau sudah didoakan, sosoknya malah semakin menyeramkan. Ia seperti tak ingin memperbaiki diri dan semakin menganggu.
Hingga akhirnya Kakek mengikat Samex di suatu tempat, barulah teror pun berhenti. Namun, setelah lama berlalu, sosok itu kembali muncul dan kembali mengganggu, ketika tim Jurnalrisa menceritakan sosoknya.
Dan saat A angga menceritakan kisah ini di Podcastery Jurnalrisa, Samex tiba-tiba muncul disampingnya. Samex terus menggaruk kepala, dengan rambut yang berantakan dan dipenuhi borok.
Saat A Angga menengok, Samex ikut menengok, dan ia langsung berkata, "Sono nya ka aing (rindu ya ke saya)," ucap A Angga menirukan Samex.***
