Computational Thinking Unplugged Bisa Jadi Solusi di Tengah Terbatasnya Infrastruktur Komputer di Sekolah

1 Agustus 2023, 11:43 WIB
Seminar dan Pelatihan : Optimalisasi Kapabilitas Berpikir Komputasional Berbasis Unplugged dalam Memaknai Kurikulum Merdeka di Majalengka /Humas UPI/Eddy Prasetyo N, MT/

 

Cianjurpedia.com - Kurikulum Merdeka diluncurkan Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Mendikburistek) pada tahun lalu sebagai salah satu program Merdeka Belajar untuk meningkatkan kualitas pembelajaran, di mana guru bisa menyesuaikan tahap pencapaian dan perkembangan murid-muridnya. Salah satu yang ditanamkan pada kurikulum ini adalah penerapan cara berpikir komputasi atau computational thinking (CT) dalam pembelajaran.

Dengan demikian, para guru harus bisa beradaptasi dan berinovasi dalam kurikulum ini. Joko Setiyanto selaku pihak Dinas Pendidikan Kabupaten Majalengka dalam sebuah seminar yang diselenggarakan Departemen Pendidikan Ilmu Komputer, FPMIPA, Universitas Pendidikan Indonesia (UPI) di aula Dinas Pendidikan Kabupaten Majalengka, pada Sabtu, 29 Juli 2023, mengatakan, perlu adanya peningkatan kompetensi seperti halnya dalam Kompetensi 4C bagi guru-guru dalam mengantisipasi perubahan Kurikulum Merdeka.

Seperti diketahui, bahwa Kompetensi 4C (Critical Thinking, Creative Thinking, Collaboration, and Communication) adalah kompetensi yang dianggap penting dalam era digital saat ini. Sebab, kompetensi tersebut meliputi kemampuan untuk berpikir kritis, berpikir kreatif, bekerja sama dengan orang lain, dan berkomunikasi dengan baik. 

“Untuk itu salah satu unsur daripada implementasi menghadapi perubahan kurikulum merdeka adalah bagaimana kita menerapkan Berpikir Komputasi pada pembelajaran di sekolah baik di taraf Sekolah Dasar, Sekolah Menengah Pertama maupun Sekolah Menengah Atas,” ujar Joko.

Baca Juga: Kenalkan Computational Thinking Kepada Ratusan Guru di Majalengka, Bebras UPI Dorong Kompetensi Abad 21

Dalam pengimplementasiannya diperlukan sarana dan prasarana komputer yang memadai dalam pembelajaran sesuai bidang ilmunya. Namun, tidak semua sekolah memiliki kondisi infrastruktur komputer yang baik, sehingga menurut  Eddy Prasetyo Nugroho, selaku Ketua Peneliti dari Ilmu Komputer, FPMIPA UPI, mengungkapkan guru perlu berpikir kreatif untuk berinovasi, misalnya dengan teknik CT Unplugged atau Berpikir Komputasi Tanpa Menggunakan Komputer.

Pengaplikasian teknik CT Unplugged pada peserta didik bentuknya bisa berupa permainan. Misalnya, dengan playdough, kartu, manik-manik, origami dan lain sebagainya seperti yang dilakukan oleh salah satu pemateri dalam seminar ini, Ani Anisyah. Sistem ini dapat diterapkan pada semua muatan pelajaran yang ada dan juga dalam berbagai jenjang pendidikan. 

“Tahapan-tahapan Computational Thinking perlu dilebur dalam penyelesaian berbagai masalah disesuaikan dalam pembelajaran mata pelajaran masing-masing guru sehingga mendapatkan solusi yang efektif dan efisien,” jelasnya.

Hal senada juga disampaikan oleh Asep Wahyudin, salah satu Dosen Ilmu Komputer FPMIPA UPI. Ia menjelaskan, bahwa datangnya Kurikulum Merdeka yang mempengaruhi budaya kegiatan pembelajaran di pendidikan tidak bisa dipungkiri, karena itu para guru harus bisa menyesuaikan untuk beradaptasi dalam memaknai berinovasi dalam literasi digital khususnya dalam mengimplementasikan berpikir komputasi dalam kegiatan pembelajarannya.

Harapan besarnya, CT Unplugged ini dapat menunjang para guru di sekolah dalam menyampaikan materi kepada peserta didik meski dalam keterbatasan sarana dan prasarana komputer. Sehingga, para siswa bisa mengasah keterampilan problem solving yang efektif, efisien, dan optimal, serta berpikir komputasi tanpa kesulitan.***





Editor: Mayang Ayu Lestari

Sumber: Berita UPI

Tags

Terkini

Terpopuler