Ingin Bayi Anti GTM Saat MPASI? Lakukan Hal Berikut Ini

5 Juli 2022, 21:10 WIB
Ilustrasi bayi /Pexels/Pixabay

Cianjurpedia.com - Setelah melewati fase ASI eksklusif selama enam bulan, bayi akan memulai fase makanan pendamping ASI atau MPASI.

MPASI adalah makanan pendamping ASI yang dapat diberikan kepada bayi setelah usia enam bulan.

MPASI pada bayi usia enam bulan diberikan secara bertahap, mulai dari porsi kecil dengan menu lengkap didalamnya.

Salah satu kekhawatiran para orang tua adalah ketika bayi mereka mengalami Gerakan Tutup Mulut atau GTM.

Baca Juga: Li Yifei Jadi Populer Lagi Gegara Kostum Drama Terbarunya A Dream of Splendor Jadi Trending Topik

GTM dapat terjadi saat dimulainya MPASI dengan berbagai faktor.

GTM dapat disebabkan oleh berbagai kondisi, seperti sakit, belum lapar, tumbuh gigi, serta trauma saat proses makan itu sendiri.

Ingin Bayi Anti GTM Saat MPASI? Lakukan Hal Berikut Ini dari Hello Sehat, dokter Kanya Ayu Paramastri, Sp.A adalah Dokter Spesialis Anak (DSA) bidang tumbuh kembang anak dan laktasi.

Dokter yang dikenal dengan panggilan MomDoc oleh pasien dan followers-nya di Instagram ini memberikan tips agar bayi tidak mengalami fase GTM saat MPASI.

Salah satu tipsnya adalah dengan mematuhi feeding rules yang terdiri dari:

1. Duduk Ketika Makan
Selama makan, anak diharuskan untuk duduk, boleh di highchair, dipangku di kursi makan dewasa, booster seat, sampai lesehan. Saking pentingnya duduk saat makan, dokter Kanya mengimbau agar anak tidak makan sambil lari-lari, naik sepeda keliling komplek, naik odong-odong, dan sebagainya.

2. Tidak Ada Distraksi
Ketika proses makan berlangsung, tidak diperbolehkan ada distraksi, seperti menonton tv, handphone, bermain, mencari burung atau kucing.

3. Waktu Makan Dibatasi
Dalam satu kali makan hanya boleh 30 menit (maksimal 45 menit, itupun apabila anaknya masih mau makan dan happy ketika mengunyah makanan).

Apabila anak sudah memberikan sinyal tanda tidak mau makan dalam 10 sampai 20 menit, maka proses makan sebaiknya dihentikan.

Proses Makan yang Menyenangkan
Apabila proses makan tidak semulus yang diharapkan, kita tidak dianjurkan untuk marah, ngomel, sampai mengancam.

4. Anak tidak boleh dibuat trauma, takut/benci dengan kegiatan makan.

Makan harus dibuat menyenangkan misalnya dengan nada netral saat menyudahi makan sambil bilang ke anak “Oke sayang sudah selesai ya makannya, nanti makan lagi jam…” (sebut jam nya, dengan jarak).

5. Buat Jeda Antar Makan
Jeda antar makan adalah 2-3 jam. Orang tua dapat memberikan komunikasi kepada anak dengan mengatakan bahwa jadwal makan selanjutnya adalah jam 10 (jika sebelumnya makan jam 7 atau 8).

6. Jeda Antar Jam Makan Hanya Boleh Air Putih
Diantara jeda makan hanya boleh air putih saja. Biarkan anak lapar di jam makan berikutnya. Susu diberikan hanya saat mau tidur saja.

7. Lingkungan yang Mendukung

Semua anggota keluarga, khususnya yang tinggal serumah harus memiliki kekompakan dan pemahaman sama mengenai feeding rules.

“Ilmu ini aku dapet waktu aku sekolah spesialis anak di FKUI, diajarkan pertama kali oleh guru kami semua Prof Dr Damayanti R Sjarif Sp.A(K) waktu tahun 2012. Jadi ini bukan ilmu baru ya, bukan akal-akalan belaka, tapi based on science” tegas Dokter Kanya.

“Gudlak (good luck) ya mom, apabila dalam 1-2 bulan feeding rules sudah benar, tetapi berat badan masih tidak naik, berarti saatnya ke DSA yes” pungkas Dokter Kanya.***

 

Editor: Sutrisno

Sumber: Hello Sehat Instagram @momdoc

Tags

Terkini

Terpopuler