Hati-hati, Nyinyir Bisa Picu Resiko Serangan Jantung loh

5 Agustus 2022, 19:18 WIB
Ilustrasi Serangan jantung / Pixabay /

Cianjurpedia.com - Menurut European Journal of Cardiovascular Nursing, para peneliti menyimpulkan karakter seseorang dapat mempengaruhi jantung.

Hal ini terjadi melalui mekanisme perilaku dan psikologis.

Penelitian dilakukan di Amerika Serikat (AS) dengan melacak 2.321 orang dengan serangan jantung.

Semuanya telah menjalani tes kepribadian sebelum dipantau selama 24 bulan.

Baca Juga: Ini Keutamaan Puasa Tasu’a dan Asyura yang Sayang Bila Dilewatkan

Berdasarkan observasi selama dua tahun, partisipan kemudian dibandingkan dengan hasil skor kepribadiannya.

Para peneliti segera menemukan bahwa mereka yang memusuhi orang lain lebih mungkin menderita serangan jantung berulang.

Penulis studi Tracey Vitori menyebut beberapa karakteristik yang disoroti adalah sarkasme, sinisme, kebencian, ketidaksabaran, atau mudah tersinggung.

Orang-orang ini juga cenderung tidak menjaga kesejahteraan mereka sendiri.

Mereka lebih cenderung merokok, minum, dan memiliki pola makan yang buruk.

Orang dengan perilaku bermusuhan telah meningkatkan waktu pembekuan, tingkat adrenalin yang lebih tinggi, di atas tingkat kolesterol dan trigliserida normal.

Hal ini dapat meningkatkan reaktivitas jantung dan beresiko memicu serangan jantung.

Baca Juga: Badan Geologi Catat ada 9 Gunung Api di Indonesia Alami erupsi pada Bulan Januari-Juni 2022

Vitori, asisten profesor di Fakultas Keperawatan Universitas Tennessee menyatakan, kejadian ini bukan hanya terjadi satu kali saja.

Namun ini menjadi ciri bagaimana seseorang berinteraksi dengan orang lain.

Vitori menjelaskan bahwa, mengendalikan kebiasaan gaya hidup meningkatkan prospek pasien serangan jantung dan penelitian menunjukkan bahwa merubah perilaku bermusuhan bisa menjadi langkah positif.

Para ahli juga menemukan bahwa mereka yang memiliki pandangan hidup yang positif lebih mungkin untuk berolahraga, lebih sedikit minum, dan tidak merokok.

Studi sebelumnya yang diterbitkan oleh Associate Professor Psikiatri di Harvard Medical School, Jeff C Huffman mengemukakan bahwa, bahagia dapat menyehatkan jantung.

Jeff mengatakan, orang yang mengalami emosi positif memiliki tingkat kortisol yang lebih rendah.

Selain itu, lebih sedikit kelainan tekanan darah dan respons stres fibrinogen terhadap tes stres mental, dibandingkan dengan mereka yang tidak merasakan emosi positif.***

Editor: Sutrisno

Sumber: PMJ News

Tags

Terkini

Terpopuler