Cianjurpedia.com – Berdasarkan laporan Analisis Data COVID-19 Indonesia per 10 Januari 2021 yang dikeluarkan oleh Satuan Tugas Penanganan COVID-19, jumlah kematian akibat terpapar virus corona pada anak usia 0 hingga 12 tahun mencapai 308 kasus dari total 24.129 kasus yang dilaporkan.
Dua hal yang menjadi pemicu kematian pada anak antara lain karena tingkat pemeriksaan yang rendah dan pemeriksaan yang terlambat. Tidak dipungkiri, selama pandemi banyak orang tua merasa enggan untuk membawa anak mereka ke rumah sakit atau ke klinik untuk diperiksa karena takut terpapar COVID-19.
Dilansir dari laman PMJ News, para pakar menyebut setidaknya ada lima gejala utama pada anak yang terpapar Covid-19. Hal ini perlu perhatian orang tua, karena anak-anak mungkin kesulitan menyampaikan kondisi mereka.
Baca Juga: Update COVID-19 Rabu 13 Januari 2021, Indonesia Catat Tiga Rekor
- Kelelahan
Sebanyak 55 persen anak yang mengidap Covid-19 menunjukkan gejala kelelahan. Anak yang berusia lebih besar mungkin bisa mengeluhkan saat tubuhnya lelah. Sementara, bayi dan balita cenderung menunjukkannya dengan menangis, rewel, dan tantrum.
- Sakit kepala
Gejala kedua adalah sakit kepala, dengan 53 persen pasien anak positif Covid-19 mengalaminya. Cukup sulit mengetahui anak mengalami sakit kepala, sehingga orang tua diminta memonitor perilaku anandanya, misalnya, apabila tiba-tiba lesu saat bermain.
Menurut Profesor Anne MacGregor, anak rata-rata mengalami satu kali sakit kepala selama satu tahun. Durasinya biasanya singkat, namun terjadi secara tiba-tiba. Sakit kepala juga bisa memengaruhi perut. Jika perut anak sakit, bisa jadi karena sakit kepala.
Baca Juga: Gejala Covid-19 Terbaru : Anosmia atau Hilangnya Fungsi Penciuman
- Demam
Demam pun menjadi gejala utama, yang dirasakan oleh 49 persen anak yang dites positif Covid-19. Gejala ini cukup mudah diketahui, dengan mengecek suhu tubuh anak. Ayah dan ibu patut waspada jika temperatur anak mencapai 37 derajat Celsius atau lebih.