Tim Mitigasi IDI Laporkan Nakes Meninggal Akibat Covid-19, Hingga Akhir Tahun Berjumlah 504

- 3 Januari 2021, 08:02 WIB
Ilustrasi penularan covid-19
Ilustrasi penularan covid-19 /Pikiran rakyat/

 

Cianjurpedia.com - Sejak awal pandemi pada bulan Maret hingga 31 Desember 2020, tercatat 504 tenaga kesehatan meninggal dunia akibat COVID-19. Dari angka tersebut sebanyak 252 di antaranya adalah dokter, 171 perawat, 64 bidan, 7 apoteker, dan 10 tenaga laboratorium medik. Data tersebut dirilis Tim Mitigasi Ikatan Dokter Indonesia (IDI) pada Sabtu 2 Januari 2021.

"Angka ini naik hingga lima kali lipat dari awal pandemi," ungkap Tim Mitigasi PB IDI, Dr Adib Khumaidi, Sp.OT seperti dilansir dari Antara pada Sabtu 2 Januari 2020.

Berdasarkan rilis data tersebut, dari 252 dokter yang meninggal akibat Covid-19, 15 di antaranya dokter gigi, 101 dokter umum (4 guru besar), 131 dokter spesialis (termasuk 7 guru besar), serta 5 residen, yang keseluruhannya berasal dari 25 IDI Wilayah (provinsi) dan 102 IDI Cabang (kabupaten/kota).

Baca Juga: Andika Kangen Band Positif COVID-19

Kematian tenaga medis dan kesehatan di Indonesia tercatat paling tinggi di Asia, dan 5 besar di seluruh dunia. Dan, pada Desember 2020 saja, tercatat ada 52 dokter yang meninggal dunia akibat COVID-19, tertinggi dibanding bulan-bulan sebelumnya.

Kenaikan jumlah kematian tenaga medis dan tenaga kesehatan ini sebagaimana dikatakan oleh Adib, merupakan salah satu dampak dari akumulasi peningkatan aktivitas dan mobilitas yang terjadi belakangan ini seperti liburan, Pilkada (Pemilihan Kepala Daerah), dan aktivitas berkumpul bersama teman dan keluarga yang tidak serumah.

Meski pemerintah sudah menyiapkan vaksin yang akan diberikan secara gratis kepada masyarakat Indonesia secara bertahap, namun bukan berarti vaksin tersebut dapat menjadi obat COVID-19.

Baca Juga: 363 Tenaga Medis dan Kesehatan RI Tewas Selama Pandemi Covid-19

"Vaksin dan vaksinasi adalah upaya yang bersifat preventif dan bukan kuratif. Meski sudah ada vaksin dan sudah melakukan vaksinasi, kami mengimbau agar masyarakat tetap menjalankan protokol kesehatan dengan ketat karena risiko penularan saat ini berada pada titik tertinggi di mana rasio positif COVID-19 pada angka 29,4 persen," kata Adib.

Menurut Adib, sangat penting bagi seluruh masyarakat untuk disiplin dan meningkatkan kepatuhan terhadap Protokol Kesehatan 3M (memakai masker, mencuci tangan, menjaga jarak dan menghindari kerumunan).

Adapun bagi pemerintah dan pengelola fasilitas kesehatan, agar tetap memperhatikan ketersediaan Alat Pelindung Diri (APD) bagi para tenaga medis dan kesehatan. Pemberian tes rutin untuk mengetahui status kondisi kesehatan terkini para pekerja medis juga termasuk hal penting yang harus terus dilakukan.

Baca Juga: Gubernur Jatim Positif COVID-19

“Perlindungan bagi tenaga medis dan kesehatan adalah mutlak. Para tenaga medis dan kesehatan kini bukan hanya menjadi garda terdepan namun juga benteng terakhir,” tegas Adib. ***

Editor: Sutrisno

Sumber: ANTARA


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x