Tokoh Tionghoa : Din Syamsudin Diakui Dunia, Masih Disebut Radikal

- 16 Februari 2021, 09:53 WIB
Sebanyak 13 ribu lebih tanda tangan menyatakan menolak pelabelan Mantan Ketua Umum PP Muhammadiyah Prof. Din Syamsudin sebagai radikal
Sebanyak 13 ribu lebih tanda tangan menyatakan menolak pelabelan Mantan Ketua Umum PP Muhammadiyah Prof. Din Syamsudin sebagai radikal //ANTARA/Katriana

Cianjurpedia.com - Tokoh Tionghoa, Philip K Widjaja, tidak sepakat Din Syamsuddin digolongkan sebagai individu radikal karena mantan Ketua PP Muhammadiyah itu justru sosok yang mempromosikan moderasi beragama di tingkat lokal dan global.

"Bagaimana seorang yang diakui dunia, mempunyai kontribusi nyata dan konsisten selama puluhan tahun pada kerukunan dan perdamaian dunia, masih diragukan, masih disebut radikal?," kata Philip kepada wartawan di Jakarta, Selasa 16 Februari 2021.

Ketua Persatuan Umat Buddha Indonesia (Permabudhi) itu mengaku sudah mengenal Din sangat lama. Banyak kesempatan bermitra dalam acara di dalam dan luar negeri terutama kegiatan terkait lintas kepercayaan.

Baca Juga: Solskjaer MU Tidak Akan Puas di Posisi kedua dalam perebutan gelar Liga

Di Indonesia, kata dia, Din mendirikan Inter Religious Council (IRC) sebagai dewan lintas agama dengan pimpinan enam agama duduk sebagai presidium di antaranya dari MUI, PGI, KWI, PHDI, Permabudhi dan Matakin dengan Muhammadiyah serta Nahdlatul Ulama juga ikut di dalamnya.

"IRC membuat para tokoh bisa duduk bersama untuk duduk diskusi. Dari diskusi telah mendekatkan hubungan baik dan saling pengertian, saling pengertian berlanjut menjadi saling menghormati dan mencapai kerukunan antaragama," katanya.

Di level Asia, Philip mengatakan Din aktif di organisasi Asian Conference of Religious for Peace yang bermarkas di Tokyo, Jepang. ACRP merupakan induk dari IRC seluruh Asia dengan Din menjadi sekretaris jenderal. Kepercayaan sebagai sekjen mengandung tugas dan tanggung jawab yang tidak ringan.

Baca Juga: Prakiraan Cuaca Wilayah Bandung dan Beberapa Kota dan Kabupaten di Jawa Barat, Selasa 16 Februari 2021

​​​​​Pada tataran dunia, mantan Ketua Umum Majelis Ulama Indonesia itu menjabat sebagai co-president di organisasi Religions for Peace (RfP) yang bermarkas di UN Building, New York, Amerika Serikat. RfP merupakan induk IRC sedunia.

"Terakhir pertemuan akbar dunia diadakan di Jerman setahun sebelum pandemi dan dihadiri utusan dan delegasi lebih dari 100 negara," katanya.***

Editor: Sutrisno

Sumber: ANTARA


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x