Cianjurpedia.com - Kilang minyak milik PT Pertamina RU VI Balongan di Indramayu, Jawa Barat, mengalami kebakaran pada Senin 29 Maret 2021 dini hari tadi.
Mengitup informasi dari laman resmi Pertamina, kilang minyak Balongan merupakan kilang keenam dari tujuh kilang Direktorat Pengolahan Pertamina.
Dalam visinya, Kilang Balongan siap menjadi kilang terkemuka di Asia tahun 2025.
Baca Juga: Kajian Islam Online Jawa Barat Senin 29 Maret 2021
Kegiatan bisnis utamanya adalah mengolah minyak mentah menjadi produk-produk Bahan Bakar Minyak (BBM), non BBM, dan Petrokimia.
Kilang yang dibangun pada tahun 1990 dan mulai beroperasi sejak tahun 1994, berlokasi di Indramayu, Jawa Barat dengan wilayah operasi di Balongan, Mundu, dan Salam Darma.
Kilang Balongan mengolah bahan baku berupa minyak mentah Duri dan Minas yang berasal dari Provinsi Riau.
Kilang Balongan dipandang sangat strategis bagi bisnis Pertamina maupun bagi kepentingan nasional melalui produk-produk unggulan seperti Premium, Pertamax, Pertamax Plus, Solar, Pertamina DEX, Kerosene atau Minyak Tanah, LPG, dan Propylene yang menjadi bahan baku plastik premium.
Baca Juga: Kilang Pertamina Balongan Indramayu Terbakar
Kilang ini juga mempunyai nilai strategis dalam menjaga kestabilan pasokan bahan bakar ke wilayah DKI Jakarta, Banten, sebagian Jawa Barat dan sekitarnya yang merupakan sentra bisnis dan pemerintahan Indonesia.
Pertamina terus mengembangkan potensi bisnis yang dimiliki Kilang Balongan melalui penerapan teknologi baru, pengembangan produk-produk unggulan baru, serta penerapan standar internasional dalam sistem manajemen mutu dengan tetap berbasis pada komitmen ramah lingkungan.
Seperti diketahui, perseroan saat ini sedang mengembangkan Kilang Balongan melalui tiga fase. Pertama, peningkatan kapasitas dari semula 125 million barel steam per day (MBSD) menjadi 150 MBSD, termasuk meningkatkan kapasitas produksi nafta yang merupakan bahan baku komponen bensin oktan tinggi dari 5,29 MBSD menjadi 11,6 MBSD.
Baca Juga: Kapolri: Pelaku Bom Makassar Bagian Jaringan JAD dan Pernah Ngebom di Jolo Filipina
Selanjutnya, fase kedua adalah aktivitas produksi mulai berlangsung pada 2022 mendang. Adapun fase ketiga terkait pengembangan komplek kilang terintegrasi petrokimia yang diproyeksikan rampung pada 2026.
Dalam penggarapan proyek ini, Pertamina menggandeng dua perusahaan energi asing, yakni China Petroleum Corporation (CPC) dan perusahaan minyak asal Abu Dhabi ADNOC.***