Perhitungan Inilah yang dinamakan dengan hisab hakiki dan dijadikan pedoman oleh Muhammadiyah. Penggunaannya disebabkan perhitungan yang dilakukan terhadap peredaran Bulan dan Matahari menurut hisab ini harus sebenar-benarnya dan setepat-tepatnya berdasarkan kondisi Bulan dan Matahari pada saat itu.
Lebih jauh, Muhammadiyah menggunakan hisab hakiki dengan kriteria wujudul hilal, yakni Matahari terbenam lebih dahulu daripada Bulan, walaupun hanya berjarak satu menit atau kurang.
Baca Juga: Intip 30 Ide Menu Makanan Untuk Buka Puasa Ramadan, Enaknya Olahan Telur
Ide tersebut berasal dari pakar falak Muhammadiyah Wardan Diponingrat yang tidak hanya dipahami berdasarkan pada Quran Surat Yasin ayat 39-40, melainkan juga menggunakan perangkat lain seperti hadis dan konsep fikih lainnya serta dibantu ilmu astronomi.
Dalam buku Pedoman Hisab Muhammadiyah dijelaskan bahwa dengan hisab hakiki kriteria wujudul hilal, bulan kamariah baru dimulai apabila pada hari ke-29 berjalan saat matahari terbenam terpenuhi tiga syarat berikut secara kumulatif, yaitu (1) telah terjadi ijtimak, (2) ijtimak terjadi sebelum matahari terbenam, dan (3) pada saat matahari terbenam Bulan (piringan atasnya) masih di atas ufuk.
Apabila salah satu dari kriteria tersebut tidak dipenuhi, maka bulan berjalan digenapkan tiga puluh hari dan bulan baru dimulai lusa.
Sementara itu, pemerintah akan mengumumkan tanggal 1 Ramadan 1444 Hijriyah setelah melakukan sidang isbat, yang biasanya dilakukan pada petang hari jelang awal bulan di kalender Hijriah.***