Sbihi Jadi Muslim Pertama Pembawa Bendera Inggris di Pembukaan Olimpiade Tokyo 2020, Bawa Pesan Lawan Rasisme

- 23 Juli 2021, 12:04 WIB
Pembawa Bendera Upacara Pembukaan Olimpiade Tokyo 2020 Bawa Pesan Lawan Rasisme, Sbihi Jadi Muslim Pertama yang Bawa Bendera Inggris.
Pembawa Bendera Upacara Pembukaan Olimpiade Tokyo 2020 Bawa Pesan Lawan Rasisme, Sbihi Jadi Muslim Pertama yang Bawa Bendera Inggris. /Dok. INASGOC/Instagram.com/@yun_lasini

 

Cianjurpedia.com - Ada yang menarik dari pembukaan upacara Olimliade Tokyo 2020, nanti malam, Jumat 23 Juli 2021. Peraih medali emas dayung Mohamed Sbihi menjadi muslim pertama yang akan membawa bendera Inggris, bersama pelayar Hannah Mills.

"Merupakan suatu kehormatan diundang menjadi pembawa bendera Tim Inggris Raya," kata Sbihi seperti dikutip Reuters, Kamis, 22 Juli 2021.

Menurutnya, berada dalam gerakan Olimpiade ini merupakan momen ikonik dan orang-orang akan ingat akan gambaran itu. 

Di pesta olahraga tahun ini, Komite Olimpiade Internasional mengubah aturan dan meminta setiap negara memilih dua pembawa bendera sebagai upaya meningkatkan kesetaraan gender di Olimpiade Tokyo.

Baca Juga: Kartunis Heo Young Man Ungkap Kim Jong Kook Tidak Bisa Menikah Sebabnya Karena Ini.

Negara-negara peserta Olimpiade diharapkan menunjukkan dukungan mereka terhadap kesetaraan gender dan keadilan rasial dengan penunjukkan para pembawa bendera kontingen mereka di upacara pembukaan nanti.

Atlet Australia Cate Campbell dan Patty Mills akan mengikuti Olimpiade keempatnya. Mills, pebasket yang bermain untuk tim NBA San Antonio Spurs, akan menjadi warga pribumi Australia yang terpilih membawa bendera di upacara pembukaan.

"Ini adalah identitas, dapat menunjukkan siapa kamu ke seluruh dunia," kata Mills 

"Ini adalah salah satu dari beberapa yang membuat kamu bangga tentang siapa dirimu. Kami telah benar-benar datang dari jauh untuk olahraga Australia dan ini spesial," lanjutnya. 

Sementara, kontingen Amerika Serikat akan dipimpin pebasket berusia 40 tahun Sue Bird dan atlet bisbol Eddy Alvarez yang berdarah campuran Kuba-Amerika.

Alvarez, yang juga memenangi medali perak untuk speedskating di Olimpiade Musim Dingin 2014, telah menunjukkan dukungannya bagi masyarakat Kuba yang telah turun ke jalan melakukan protes di tengah krisis ekonomi negaranya.

Baca Juga: Penghasilan 1 Miliar dolar AS, LeBron James Jadi Miliader Paling Kaya di NBA

"Kami bersimpati kepada masyarakat Kuba saat ini. Kami sangat bangga dengan mereka karena mereka turun kejalan untuk unjuk rasa dengan batu, garpu kebun, dan sapu," kata dia.

Lalu, Belanda menunjuk sprinter berusia 36 tahun yang juga atlet kulit hitam Churandy martina dari Curacao bersama atlet skateboard Keet Oldenbeuving, 16. Mereka merupakan atlet tertua dan termuda di kontingen Belanda.

Negara tetangganya, Belgia menampilkan wakil dari perbedaan linguistik negara itu, yaitu atlet heptatlon Nafi Thiam, yang bicara bahasa Prancis, dan atlet hoki Felix Denayer, seorang penutur bahasa Belanda.

"Suatu kehormatan," tulis sprinter berkulit hitam asal Swiss Mujinga Kambundji dengan emoji bendera Swiss di Instagramnya, setelah ia terpilih membawa bendera di samping Max Heinzer.

"Ketika saya memulai atletik saat kecil, ikut di Olimpiade tak pernah terdengar sangat realistis. Hari ini saya bersiap untuk Olimpiade ketiga saya, dan kehormatan ini membuat pengalaman ini jauh lebih spesial," ucapnya.***

Editor: Mayang Ayu Lestari

Sumber: Reuters


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah