Setiap mendekati hari Asyura, Rasulullah selalu mengingatkan sahabat dan kerabatnya untuk berpuasa.
Namun, suatu hari sahabat Rasul mendapati bahwa hari Asyura ini bertepatan pula dengan hari agung milik kaum Nasrani dan Yahudi. Sahabat itu pun hendak mengurungkan niat berpuasa di hari Asyura tersebut.
Mendengar keresahan sahabatnya, Rasulullah bersabda, sebagaimana dikutip dalam kitab ‘Riyadhus Sholihin: 701’:
“Apabila (usia)ku sampai tahun depan, maka aku akan berpuasa pada (hari) kesembilan”.
Namun, Rasulullah sudah menghadapi ajalnya sebelum cita-citanya melaksanakan puasa Tasu’a itu terwujud.
Hadis di atas merupakan hadis yang menjadi landasan adanya pelaksanaan sunah berpuasa pada hari Tasu’a yakni pada tanggal 9 Muharram, tepat 1 hari sebelum puasa hari Asyura.
Dengan demikian, kedua hari tersebut, 9 dan 10 Muharram, termasuk di antara hari yang ditekankan berpuasa di bulan Muharram.
Bagaimana dengan tata cara dan bacaan niat puasa Tasu’a dan Asyura? Berikut adalah penjelasannya.
Niat Puasa Tasu'a