Network
Penderita depresi akan sulit untuk berkonsentrasi, dan yang paling parah ialah merasa tidak memiliki harapan.
Gejala-gejala depresi ini biasanya berlangsung minimal selama dua pekan.
Sebagaimana Cianjurpedia.com lansir dari laman WebMD, Senin, 10 Oktober 2022, berikut adalah gejala depresi yang bisa dialami oleh penderitanya:
1. Makan berlebihan dan naiknya berat badan atau obesitas
Tim peneliti dari University of Alabama pada tahun 2010 melakukan studi yang menemukan bahwa penderita depresi cenderung mengalami kenaikan berat badan di sekitar pinggang. Pada studi lainnya juga ditemukan adanya hubungan antara depresi dengan binge eating atau dorongan untuk makan dalam jumlah besar dalam satu waktu.
2. Belanja tak terkontrol
Penderita depresi bisa merasakan dorongan yang kompulsif untuk berbelanja. Penderita depresi menganggap kegiatan berbelanja baik secara daring maupun luring mungkin bisa menjadi distraksi untuk memperbaiki suasana hati.
Padahal kenyataannya, kegiatan berbelanja tak benar-benar bisa memperbaiki kondisi depresi, karena rasa senang dari aktivitas berbelanja yang tak terkontrol hanyalah sementara waktu.
Baca Juga: Cek Fakta! Bawang Merah Dapat Menurunkan Kadar Gula Darah dan Kolesterol
3. Menggunakan internet secara berlebihan
Salah satu gejala depresi lainnya adalah terlalu banyak menghabiskan waktu di internet, seperti mengunjungi situs permainan, komunitas daring, juga situs pornografi. Menurut sejumlah studi, telah ditemukan adanya hubungan antara tingginya kadar depresi dengan penggunaan internet yang berlebihan.
4. Terasa nyeri pada punggung
Bila rasa nyeri pada punggung tak kunjung hilang, bisa jadi itu merupakan gejala depresi. Dalam sejumlah studi ditemukan bahwa depresi bisa menjadi faktor risiko dari nyeri punggung bawah kronis atau jangka panjang. Studi lain juga menemukan, sebanyak 42% orang dengan keluhan nyeri punggung bawah mengalami depresi sebelum timbulnya keluhan nyeri tersebut.
5. Malas merawat diri
Tanda atau gejala lainnya dari depresi ialah mengabaikan perawatan diri mendasar pada sendiri. Seperti malas menyikat gigi hingga abai terhadap pengobatan meski sudah didiagnosis penyakit kronis sekalipun.
