Satgas Tegaskan Keamanan Vaksin Sinovac : Penerima Vaksin Kemungkinan Terinfeksi 65,3 % Lebih Rendah

14 Januari 2021, 09:05 WIB
Juru Bicara Satgas Penanganan Covid-19 Prof. Wiku Adisasmito /Humas Kemensetneg

Cianjurpedia.com – Presiden Joko Widodo telah menerima suntikan vaksin buatan Sinovac pada Rabu 13 Januari 2021, kemarin. Penyuntikan ini sekaligus menandai dimulainya program vaksinasi oleh pemerintah Indonesia dan Presiden Jokowi menjadi orang pertama yang menerimanya.

Selain presiden, sejumlah tokoh juga turut menerima suntikan vaksin dalam acara yang disiarkan secara langsung dari Istana Kepresidenan. Tokoh-tokoh masyarakat yang telah menjalani vaksinasi kemarin diantaranya adalah Panglima TNI Marsekal Hadi Tjahjanto, Kapolri Jenderal Pol. Idham Azis, Menkes Budi Gunadi Sadikin, Dr. Reisa Broto Asmoro, Raffi Ahmad dan tokoh lainnya.

Satgas Penanganan Covid-19 meminta masyarakat untuk tidak ragu lagi terhadap keamanan vaksin Covid-19 yang akan diberikan pemerintah secara gratis. Juru Bicara Satgas Penanganan Covid-19 Prof Wiku Adisasmito menegaskan keamanannya sudah dipastikan berdasarkan sertifikat izin penggunaan darurat (Emergency Use of Authorization/EUA) yang dikeluarkan Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM).

Serta telah pula mendapat sertifkasi halal dari Kementerian Agama (Kemenag) berdasarkan fatwa halal dan suci yang dikeluarkan Majelis Ulama Indonesia (MUI) No. 2 Tahun 2021.

Baca Juga: Update COVID-19 Rabu 13 Januari 2021, Indonesia Catat Tiga Rekor

"Kedua sertifikasi ini telah memenuhi standar medis, sehingga berkhasiat, minim efek samping dan juga halal," jelasnya memberi keterangan pers perkembangan penanganan Covid-19 di Istana Kepresidenan Jakarta, Selasa 12 Januari 2021, yang disiarkan kanal YouTube Sekretariat Presiden.

Keputusan dikeluarkannya EUA dari Badan POM karena vaksin tersebut sudah memenuhi standar medis dengan memastikan keamanan, dosis dan efek sampingnya. Dasar pemberian EUA sendiri melalui beberapa syarat diantaranya data keamanan subjek uji klinis, data imunogenisitas  dan data efikasi vaksin berdasarkan hasil uji klinis tahap I, tahap II dan tahal III.

"Lalu, untuk sertifikat halal, pun juga dikeluarkan berdasarkan kajian kehalalan vaksin melalui beberapa tahapan termasuk kunjungan ke fasilitas pembuatan vaksin Sinovac di China," lanjut Wiku.

Baca Juga: Menag : Seluruh Umat Beragama Jangan Ragu Mengikuti Vaksinasi COVID-19

Pada vaksin Sinovac, besaran angka efikasi sebesar 65,3 persen. Hal ini menyatakan bahwa terjadi penurunan (lebih rendah) 65,3 persen kemunculan kasus pada kelompok yang divaksinasi. Besaran angka efikasi ini didapatkan dari perbandingan kelompok yang divaksin dan tidak divaksin. Tentang hal ini, sudah dibuktikan pada saat masa uji klinik yang terkontrol di Bandung.

Untuk itu Wiku meminta masyarakat tidak perlu ragu terhadap efektivitas vaksin. Karena standar efikasi vaksin telah melampaui standar minimal nyang ditetapkan sebesar 50 persen. Penetapan standar ini dilakukan World Health Organization (WHO), Food and Drugs Association (FDA) di Amerika  Serikat maupun European Medicine Agency (EMA) di wilayah Eropa.

"Dengan angka efikasi yang sudah melampaui standar minimal, maka sudah sangat bermakna dalam mencegah kejadian infeksi baru, baik pada penerima vaksin maupun populasi yang tidak menerima vaksin," katanya.

Baca Juga: Ridwan Kamil Sebut Vaksinasi Covid-19 Sebagai Aksi Bela Negara

Masyarakat juga diharapkan yakin akan efektivitas dan keamanan vaksin yang telah mengantongi sertifikat EUA dan sertifikat halal. Pemerintah pun akan tetap melakukan pemantauan lanjut setelah enam bulan kedepan paska vaksinasi sehingga terlihat efektivitas vaksin tersebut.***

Editor: Sutrisno

Sumber: Satgas Covid-19

Tags

Terkini

Terpopuler