Apa yang Harus Dilakukan Orangtua Saat Anak Tiba-Tiba Kejang Demam?

13 Januari 2022, 10:45 WIB
Ilustrasi anak menangis, pertolongan pertama kejang demam pada anak menurut dr. Gerry Adrian Wiryanto. /Pixabay.com/ joffi

Cianjurpedia.com – Kejang demam atau yang lebih dikenal dengan istilah step, merupakan salah satu hal yang paling menakutkan bagi para orang tua, terlebih jika suhu anak tiba-tiba mendadak naik.

Kejang demam atau step ini merupakan proses di luar otak. Umumnya terjadi pada anak usia 6 bulan sampai dengan 5 tahun

Kejang demam atau step biasanya terjadi ketika suhu tubuh anak mengalami kenaikan hingga 38 derajat Celsius atau lebih. 

Setiap anak memilliki ambang kejang yang berbeda. Ada anak yang kejang demam pada suhu 38 derajat Celcius dan ada pula yang baru mengalaminya pada suhu 40 derajat Celcius.

Baca Juga: Hidung Tersumbat dan Bersin di Pagi Hari, Ada Apa dengan Anak Saya?

Sampai sekarang belum diketahui secara pasti mengapa demam dapat menyebabkan kejang. Akan tetapi, diduga ada faktor genetik yang berperan.

Sedangkan demam sendiri biasanya disebabkan oleh infeksi bakteri atau virus, seperti infeksi saluran napas atas.

Ciri-ciri kejang demam yang paling sering dijumpai pada anak yaitu kedua tangan dan kaki anak kaku, ada kalanya diikuti kelojotan, mata anak mendelik terkadang berkedip-kedip, dan saat kejang anak tidak sadar atau tidak memberi respon apapun apabila dipanggil. Namun setelah kejang hilang, anak akan sadar kembali.

Umumnya kejang demam akan berhenti dengan sendirinya dalam waktu kurang dari 5 menit dan tidak berulang lebih dari satu kali dalam 24 jam. 

Baca Juga: Waspada Demam Berdarah Dengue, Ini yang Perlu Orang Tua Tahu!

Dikutip dari www.idai.or.id pada Kamis 13 Januari 2022, berikut langkah-langkah yang harus dilakukan oleh orang tua ketika anak mengalami kejang demam.

  1. Tetaplah tenang, jangan panik
  2. Letakkan anak di tempat yang aman. Jauhkan dari benda-benda tajam dan berbahaya
  3. Baringkan anak dalam posisi miring agar makanan, minuman, atau benda lain yang ada di mulut anak akan keluar sehingga terhindar dari bahaya tersedak
  4. Jangan memasukkan benda apapun ke dalam mulut anak karena anak dapat berisiko mengalami sumbatan jalan napas apabila luka
  5. Jangan menahan gerakan atau menghentikan kejang anak dengan paksa karena dapat menyebabkan patah tulang
  6. Amati apa yang terjadi saat anak kejang, hal ini dapat menjadi informasi yang penting bagi dokter.
  7. Ketika kejang berhenti, bawa anak ke unit gawat darurat terdekat
  8. Jika anak sudah pernah kejang demam sebelumnya, dokter mungkin akan membekali orang tua dengan obat kejang yang diberikan melalui dubur sesuai instruksi dokter.

Baca Juga: 3 Resep Camilan Untuk Anak Saat GTM, Penuh Gizi dengan Bahan yang Mudah Didapat

Ketika anak sudah pernah mengalami kejang demam, orang tua pastinya akan lebih berhati-hati lagi. Agar kejang demam tidak muncul kembali maka langkah pertama yang dapat dilakukan oleh orang tua ketika anak mengalami demam yaitu dengan menurunkan suhu tubuh anak.

Hal ini dapat dilakukan dengan cara memberi obat penurun panas yang dijual bebas tanpa resep dokter seperti parasetamol atau ibuprofen.

Selain itu, kompres air hangat pada dahi, ketiak, serta lipatan siku juga dapat membantu menurunkan suhu tubuh anak.

Baca Juga: Komnas KIPI Pastikan Dua Anak yang Meninggal di Jombang dan Bone Bukan Disebabkan Vaksinasi COVID-19

Ada baiknya orang tua memiliki termometer di rumah. Saat anak demam, orang tua dapat mengukur suhu tubuh anak. Pengukuran suhu ini dapat menentukan apakah anak benar mengalami demam serta pada suhu berapa kejang demam timbul.

Kejang demam ini biasanya menghilang dengan sendirinya setelah anak berusia 5 hingga 6 tahun. Sebagian besar anak yang pernah mengalami kejang demam akan tumbuh dan berkembang secara normal tanpa adanya kelainan.

Sementara epilepsi terjadi pada kurang dari 5 persen anak yang mengalami kejang demam dan biasanya juga dipengaruhi faktor risiko lain.

Apabila terjadi kejang disertai demam pada anak di luar rentang usia 6 bulan hingga 5 tahun, maka perlu disingkirkan penyebab kejang lainnya seperti epilepsi atau radang otak.

Baca Juga: Manfaatkan Masa Libur Sekolah Anak dengan Melakukan Rekomendasi IDAI Berikut Ini

Jika sesudah kejang anak tidak segara sadar kembali, lebih banyak tidur, atau tidak dapat mengadakan kontak dengan baik, maka dokter akan melakukan pemeriksaan lebih lanjut untuk mencari penyebab kejang lainnya. 

Demikian informasi mengenai kejang demam yang dapat Cianjurpedia sampaikan. Jangan panik ayah dan bunda ketika anak mengalaminya. Semoga bermanfaat!***

Editor: Hanif Hafsari Chaeza

Sumber: IDAI

Tags

Terkini

Terpopuler