Masalah Polusi Udara, BRIN Lakukan Rekayasa Cuaca dengan Tabur 800 Kilogram Garam di Langit Jabodetabek

21 Agustus 2023, 16:07 WIB
Ilustrasi polusi di Jakarta. Upaya BRIN dalam mengurangi polusi udara di Jabodetabek. /Pixabay/marcinjozwiak/

 

Cianjurpedia.com – Untuk mengurangi polusi udara yang terjadi di Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, dan Bekasi (Jabodetabek), pemerintah melakukan rekayasa cuaca atau disebut juga dengan Teknologi Modifikasi Cuaca (TMC).

 

Menurut Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), rekayasa cuaca ini sudah berlangsung satu kali, yaitu pada Sabtu 19 Agustus 2023, dengan menabur garam sebanyak 800 kilogram di atas langit daerah Jabodetabek. 

Penerbangan penaburan garam tersebut dilakukan satu kali, dengan ketinggian di atas langit sekitar 9000-10.000 kaki. Dengan penyemaian selama sekitar 2 jam, yaitu pada pukul 14.15-16.00 WIB. 

Upaya pengurangan polusi udara di wilayah Jabodetabek ini baru pertama kali dilakukan. Dan Bandara Lanud Husein Sastranegara Bandung, dipusatkan sebagai posko TMC. Hal tersebut sebagaimana yang disampaikan oleh Budi Harsoyo, selaku Koordinator Laboratorium Pengelolaan TMC BRIN, yang dilansir dari PMJNews, pada hari ini, Senin 21 Agustus 2023. 

"Sabtu kemarin sudah dilaksanakan satu sorti penerbangan dengan target penyemaian di wilayah Kabupaten Cianjur, Depok, Jakarta Selatan dan Jakarta Pusat," ujar Budi.

Lebih lanjut Budi menambahkan, bahwa beberapa negara seperti Cina, Korea Selatan, Thailand, dan India sudah pernah melakukan rekayasa cuaca untuk mengurangi polutan. 

Baca Juga: Kualitas dan Polusi Udara di Tangsel Masih Tidak Sehat, Bandung Juga Harus Waspada

Menjatuhkan air hujan di daerah tertentu dengan tujuan untuk mengurangi polutan, menurut Budi merupakan cara yang lebih efektif. Kendati demikian, bila hal tersebut belum berhasil, setidaknya stabilitas atmosfer dapat diganggu. 

"Ini yang akan kita ganggu, dibuka ibaratnya, sehingga kumpulan-kumpulan polutan yang terkungkung di sekitar wilayah Jakarta bisa terus naik ke atas," katanya.

Akan tetapi, diperlukan persiapan yang matang pada metode TMC untuk pengurangan polusi tanpa adanya guyuran air hujan. Oleh karenanya, untuk menempatkan dry ice di dalam kabin pesawat, masih dibutuhkan desain dan konsul yang tepat. 

"Dry ice ini yaitu CO2. Jika packaging dan handling di pesawat sembarangan, kru bisa kehabisan oksigen atau hipoksia," tuturnya.

Di samping itu, Budi pun menginformasikan bahwa sebenarnya kapur tohor dapat digunakan sebagai salah satu alternatif lain untuk digunakan sebagai bahan semai. Karena bahan ini dapat menyebabkan kondisi panas di udara. 

Dilakukannya rekayasa cuaca ini adalah untuk mengganggu kestabilan atmosfer, dengan harapan dapat menanggulangi masalah polusi udara yang terjadi di daerah Jabodetabek.***

 
Editor: Mayang Ayu Lestari

Sumber: PMJ News

Tags

Terkini

Terpopuler