Parosmia, Gejala yang Muncul Setelah Sembuh dari Covid-19

- 9 Januari 2021, 09:00 WIB
Ilustrasi anosmia.
Ilustrasi anosmia. /Pixabay



Cianjurpedia.com - Sebelumnya kita mengenal anosmia sebagai salah satu gejala Covid-19. Penderita anosmia akan kehilangan fungsi indera penciumannya, sehingga tidak bisa membaui aroma apa pun.

Menurut penelitian, sekitar 80 persen orang yang didiagnosa positif Covid-19 mengalami anosmia. Namun, gejala ini akan sembuh dengan sendirinya setelah satu atau dua minggu.

Tetapi sebagian kecil orang, sekitar 10-20 persen, justru mengalami gangguan sensorik, kehilangan indra penciuman lebih lama, atau ketika sembuh, mereka menemukan bahwa aroma makanan favorit mereka tiba-tiba berubah.

Baca Juga: Gejala Covid-19 Terbaru : Anosmia atau Hilangnya Fungsi Penciuman

Aroma kopi yang tadinya menyenangkan tiba-tiba berbau seperti belerang. Atau aroma roti yang baru dipanggang tiba-tiba berbau busum.

Hal itu bisa terjadi kerena otak tidak dapat mengidentifikasi bau atau aroma yang seharusnya akibat infeksi virus. Kondisi demikian disebut parosmia.

Parosmia terjadi sebagai hasil dari campur aduk sinyal antara neuron sensorik olfaktorius, sel saraf yang terletak di rongga hidung yang mendeteksi bau, serta bagian otak tempat bau diterjemahkan dan diinterpretasikan.

Baca Juga: Sudah Sembuh dari Covid-19, Masih Wajib Vaksin atau Tidak?

Parosmia biasanya baru terasa setelah seseorang sembuh dari infeksi. Bentuk parosmia yang ditimbulkan gangguan penciuman tersebut bisa bervariasi dari kasus ke kasus.

Pada sebagian orang, parosmia bisa menyebabkan kehilangan nafsu makan. Sementara pada sebagian lainnya, parosmia menyebabkan mul dan muntah karen hidungv terus-menerus mencium aroma busuk dari benda-benda yang ada di sekitar.

Parosmia yang terjadi akibat infeksi COVID-19 dan pengobatannya masih perlu diteliti lebih lanjut. Namun, menurut Danielle Reed, direktur asosiasi dari Monell Chemical Senses Center, sebuah lembaga penelitian nirlaba di Philadelphia, dan para ahli lainnya terdapat cara untuk mengurangi efek negatif dari distorsi bau dan membantu proses pemulihan.

pBaca Juga: Setelah Dikonfirmasi Positif Covid-19, Apa yang Harus Dilakukan?

Menurut Justin Turner, direktur medis di Vanderbilt University Medical Center, latihan penciuman direkomendasikan untuk orang-orang yang mengalami kehilangan indra penciuman mungkin juga bermanfaat bagi mereka yang mengidap parosmia.

Secara teoritis, cara tersebut bisa membantu otak membuat koneksi yang benar lagi. Latihan penciuman biasanya melibatkan mencium bau yang berbeda, seperti minyak esensial, setidaknya dua kali sehari selama 10-15 detik setiap kali, selama beberapa minggu. Aroma yang umum digunakan untuk latihan, antara lain mawar, lemon, cengkih, dan kayu putih.

Jangan ragu memeriksakan diri ke dokter jika Anda mengalami keluhan parosmia. ***

Editor: Sutrisno

Sumber: Dari berbagai sumber, PRMN, VIU


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x