Pemerintah Indonesia Tempuh Lima Jalur untuk Penuhi Kebutuhan Vaksin Covid-19

29 Desember 2020, 22:40 WIB
Menteri Kesehatan RI, Budi Gunadi Sadikin. /YouTube/Setpres RI

Cianjurpedia.com – Indonesia membutuhkan sekitar 426 juta dosis vaksin untuk mencapai kekebalan komunitas atau herd immunity. Jumlah tersebut berdasarkan hasil perhitungan dua kali dosis untuk 181 juta penduduk ditambah lima belas persen untuk cadangan, sesuai anjuran Badan Kesehatan Dunia (WHO).

Hal tersebut disampaikan Menteri Kesehatan RI Budi Gunadi Sadikin dalam keterangan persnya di Kantor Presiden, Jakarta, Selasa 29 Desember 2020.

“Ini adalah jumlah yang sangat besar. Untuk itu, pemerintah sudah berusaha keras untuk memastikan bahwa kita bisa mengamankan jumlah ini,” ujar Menkes.

 Baca Juga: Timbul Reaksi Alergi Pada Penerima Vaksin Covid-19, CDC Amerika Keluarkan Pedoman Baru

Dalam pengadaan kebutuhan vaksin tersebut, ungkap Budi, Pemerintah menempuh lima jalur, empat diantaranya bersifat bilateral dan satu bersifat multilateral.

Pertama, pemerintah Indonesia sudah menandatangani kontrak dengan Sinovac sebanyak 125 juta dosis vaksin.

Kedua, pemerintah Indonesia memiliki opsi untuk menambah dengan vaksin Novavax sebanyak 130 juta dosis vaksin.

Ketiga, pemerintah Indonesia akan segera menandatangani kontrak dengan AstraZeneca untuk 100 juta dosis vaksin. Sebagian firm (firm order/binding), sebagian lagi opsi (potensi).

Keempat, pemerintah Indonesia akan menandatangani kontrak dengan BioNTech Pfizer untuk 100 juta dosis vaksin, di mana 50 juta adalah firm dan sisanya adalah opsi. Finalisasi dengan AstraZeneca dan Pfizer akan diselesaikan dalam waktu dekat ini.

 Baca Juga: Permenkes Terbit, Ini Kelompok Prioritas Penerima Vaksin Covid-19

“Jadi total sekitar 400 juta dosis vaksin, 100 juta akan didatangkan dari negara Cina, 100 jutaan akan didatangkan dari Novavax yaitu perusahaan Amerika Serikat-Kanada, 100 jutaan akan didatangkan dari AstraZeneca perusahaan dari London, Inggris, kemudian 100 jutaan lagi akan kita datangkan Pfizer yang merupakan perusahaan gabungan dari Jerman dan Amerika Serikat,” ungkapnya.

Kelima melalui jalur multilateral, Indonesia telah melakukan kerja sama dengan GAVI (Global Alliance Vaccines and Immunization) melalui COVAX/GAVI yang akan memberikan vaksin secara gratis. COVAX/GAVI diinisiasi oleh aliansi vaksin GAVI serta didukung WHO dan Koalisi untuk Inovasi Kesiapsiagaan Epidemi (CEPI).

“Angkanya masih bergerak-bergerak berapa dosis yang bisa diberikan ke Indonesia, tapi range-nya antara 3 persen dari populasi atau 16 juta dosis sampai 20 persen dari populasi atau sekitar 100 juta dosis,” kata Menkes.

 Baca Juga: Vaksin Sinovac Paling Lemah? Inilah Klarifikasi Juru Bicara Vaksinasi Covid-19 dari Badan BPOM 

Menurut Menkes, Indonesia secara pasti telah mengamankan sekitar 330 juta dosis vaksin dan sekitar 330 juta dosis vaksin dengan opsi. Sehingga totalnya mencapai 660 juta dosis.

Dijelaskan Menkes bahwa opsi tersebut dapat digunakan sebagai cadangan atau buffer jika ada beberapa sumber yang kemudian gagal di uji klinisnya atau juga tertunda proses pengirimannya.

“Diharapkan bahwa vaksin-vaksin ini bisa datang secara bertahap ke Indonesia dan kita bisa segera melakukan penyuntikan bagi seluruh rakyat Indonesia yang 181 juta orangnya yang tadi saya sampaikan,” pungkas Menkes. ***

Editor: Sutrisno

Sumber: Setkab

Tags

Terkini

Terpopuler