18-59 tahun jadi Kelompok Usia Prioritas Penerima Vaksin Covid-19 di Indonesia, Mengapa?

6 Januari 2021, 10:31 WIB
Ketua Satuan Tugas Penanganan Covid-19 Pengurus Besar IDI (Satgas Covid-19 PB IDI), Profesor Zubairi Djoerban.* /Twitter.com/@ProfesorZubairi

Cianjurpedia.com - Pelaksanaan program vaksinasi Covid-19 di Indonesia akan dimulai secara serentak pada 13 Januari mendatang. Presiden Joko Widodo (Jokowi) telah dikonfirmasi akan menjadi orang pertama penerima vaksin Covid-19.

Berdasarkan keputusan Kementerian Kesehatan RI, masyarakat usia 18-59 tahun adalah kelompok prioritas penerima vaksin berdasarkan usia.

Hal ini berbeda dengan Inggris. Di negara tersebut, masyarakat usia lanjut usia (lansia) yang menjadi prioritas penerima vaksin. Ditandai dengan Margareth Keenan, seorang nenek berusia 90 tahun, yang menjadi orang pertama penerima vaksin Covid-19 pada 8 Desember 2021 lalu.

Baca Juga: Legenda Manchester City Colin Bell Tutup Usia

Lantas, mengapa kebijakan di Indonesia berbeda?

Prof. Dr. Zubairi Djoerban, SpPD, KHOM, yang akrab dipanggil Prof. Beri memberikan penjelasan melalui akun Twitter pribadi miliknya @ProfesorZubairi pada Selasa 5 Januari 2021.

Twitter Prof. Zubairi Twitter/@ProfesorZubairi

"Kenapa Indonesia prioritaskan orang dewasa usia kerja untuk divaksin—setelah tenaga medis dan pegawai negeri? Kenapa strateginya berbeda dengan Inggris dan Amerika yang memprioritaskan lansia? Padahal kan tujuan semua negara hampir sama: mencapai kekebalan kawanan," cuit Prof. Beri saat mengawali penjelasannya.

Baca Juga: Tahu dan Tempe, Makanan Rakyat Kaya Manfaat

Menurut Ketua Satgas Covid-19 Ikatan Dokter Indonesia (IDI) ini, jawabannya cukup sederhana, karena Indonesia belum memiliki cukup data tentang kemanjuran vaksin Sinovac pada lansia.

Relawan Uji Klinis III untuk Sinovac di Bandung hanya melibatkan orang-orang yang berusia 18-59 tahun. Sementara data uji Sinovac untuk lansia masih harus menunggu laporan interim dari negara lain.

Baca Juga: Kocak, Lee Min Ho Dipanggil Ibunya saat Lee Seung Gi Lakukan Panggilan Video Ajak Kolaborasi

Berbeda dengan negara Inggris dan Amerika Serikat yang sudah jelas. Kedua negara tersebut menggunkan vaksin Pfizer BioNTech yang memang sudah teruji berkhasiat pada semua usia. Termasuk untuk lansia dan anak-anak.

"Kita lihat saja bagaimana efeknya nanti pada tiap negara—dengan strategi masing-masing," lanjutnya.

"Saya rasa, apa yang dilakukan Indonesia juga ada baiknya. Asumsinya, orang dewasa usia kerja itu kan pastinya lebih muda, lebih aktif dan punya mobilitas tinggi. Sehingga, strategi tersebut diharapkan mengurangi penularan lebih cepat ketimbang vaksinasi lansia lebih dulu," tutup Prof. Beri di akhir cuitannya.

Baca Juga: Program Bantuan Kuota Internet Gratis dari Kemendikbud Tetap Dilanjutkan di Tahun 2021

Hal senada juga disampaikan Kepala BPOM Penny Lukito. Ia menyebutkan bahwa saat ini Uji Klinis Fase II khusus untuk lansia tengah dilakukan. Vaksin tersebut merupakan Sinovac yang berasal dari China.

"Vaksin ini sekarang sedang dilakukan fase dua untuk lansia. Kita menunggu data tersebut yang sedang dilakukan di Brazil dan di China sendiri, ada fase 2," kata Penny dalam konferensi pers virtual, Rabu, 30 Desember 2020.

Penny juga mengatakan apabila telah menerima hasil Uji Klinis Fase II dan III dari kedua negara tersebut, selanjutnya BPOM akan melakukan analisis sendiri.

Baca Juga: BPOM Bantah Hydro Oxy Bisa Menangkal Virus COVID-19

Jika hasil analisis menunjukan bahwa vaksin Sinovac aman untuk lansia, maka izin kedaruratan akan dikeluarkan BPOM. ***

Editor: Sutrisno

Sumber: YouTube Sobat Dosen Twitter

Tags

Terkini

Terpopuler