24 Oktober, Hari Dokter Nasional

24 Oktober 2020, 13:56 WIB
Ikatan Dokter Indonesia /Twitter/IDI

Cianjurpedia.com - 24 Oktober dikumandangkan sebagai Hari Dokter Nasional yang juga indentik dengan Hari Jadi Ikatan Dokter Indonesia (IDI).

Dikutip dari lingkarkediri.com dalam artikelnya yang berjudul, Hari Dokter Nasional 2020, Inilah Sejarah Berdirinya IDI di Indonesia. Hari Dokter Nasional biasanya diperingati dengan mengadakan serangkaian kegiatan yang berhubungan dengan kesehatan dan kedokteran, seperti senam sehat,  konsultasi kesehatan secara gratis, pengobatan gratis, dan sejumlah kegiatan lainnya.

Adapaun sejarah kata ‘dokter’ diambil dari bahasa latin ‘docore’ yang berarti’to lecture’ atau mengajar. Sementara istilah dokter dalam konteks medis adalah sebutan bagi semua profesional medis yang memiliki lisensi praktik dalam seni menyembuhkan penyakit.

Baca Juga: Satgas Covid-19 Kab Cianjur Terapkan 3 T

Melansir dari situs resmi Kementerian Kesehatan, momentum perayaan Hari Dokter di Indonesia telah dilaksanakan sejak tahun 1950. Sedangkan organisasi Ikatan Dokter Indonesia (IDI) telah lebih dahulu lahir.

Mulanya pada tahun 1911, perkumpulan dokter Nusantara bernama Vereniging van Indische Artsen berkiprah sebagai tenaga medis selama kurang lebih lima belas tahun. Kemudian pada tahun 1926, organisasi ini berubah nama menjadi Veregining Van Indonesische  Genesjkundigen (VGI).

Selanjutnya, pada tahun 1940 VGI  mengadakan kongres di Solo yang dibina oleh Prof. Bahder Djohan. Kongres tersebut dilaksanakan dengan tujuan untuk memikirkan istilah baru di dunia kedokteran.

Baca Juga: Pabrik Kimia di Cikande Terbakar

Tiga tahun kemudian, VGI akhirnya dibubarkan dan diganti menjadi Jawa izi Hooko-Kai.

Pada 30 Juli 1950 diadakan lagi sebuah pertemuan atas usulan Dr. Seni Sastromidjojo, PB Perthabiban (Persatuan Thabib Indonesia) dan DP-PDI (Perkumpulan Dokter Indonesia).

Dari  hasil pertemuan tersebut akhirya disepakati sebuah nama baru yakni Muktamar Dokter Warganegara Indonesia (MDWI) yang diketuai Dr. Bahder Djohan.

Kemudian puncaknya, pada tanggal 22 hingga 25 September 1950, Muktamar I  Ikatan Dokter Dokter Indonesia (MIDI) digelar di Deca Park dan baru diresmikan pada bulan Oktober.

Dalam muktamar IDI tersebut, Terpilihlah ketua umum IDI pertama, yakni Dr. Sarwono Prawirohardjo.

Baca Juga: Manchester United vs Chelsea, Pertahankan Tren Positif

Profesi dokter juga memiliki peranan dalam sejarah perjuangan bangsa.

Berkaca pada zaman perjuangan kemerdekaan, momentum profesi dokter Indonesia pertama lahir lewat keputusan Gubernemen No. 22 tentang Penyelenggaraan Pendidikan Kedokteran Indonesia (Nederlanch Indie), yakni pada tanggal 2 Januari 1849.

Pendirian sekolah pendidikan dokter di Indonesia bermula dari adanya wabah malaria hingga membuat Pemerintah Hindia-Belanda kewalahan.

Dari kejadian tersebut, akhirnya sebanyak dua belas orang siswa diluluskan setelah menempuh proses pendidikan selama dua tahun.

Para lulusan tersebut diberi gelar ‘Dokter Djawa’. Meski mendapat gelar tersebut, mereka hanya dipekerjakan sebagai mantri cacar.

Setelah melalui masa perjalanan yang panjang, akhirnya pada tahun 1898 didirikanlah sebuah sekolah pendidikan dokter yang sebenarnya dengan nama STOVIA.

Sekolah inilah yang akhirnya melahirkan dokter-dokter pejuang kemerdekaan.***

Editor: Sutrisno

Tags

Terkini

Terpopuler