Update Gempa M 7,0 di Talaud : 5 Rumah Warga dan 1 Gereja Dilaporkan Rusak

- 22 Januari 2021, 12:26 WIB
BPBD Kabupaten Kepulauan Talaud melaporkan warganya merasakan guncangan kuat selama 3 detik.
BPBD Kabupaten Kepulauan Talaud melaporkan warganya merasakan guncangan kuat selama 3 detik. /Pixabay/psc631798



Cianjurpedia.com - Badan Penganggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Kepulauan Talaud melaporkan sejumlah rumah warga dan bangunan terdampak gempa dengan magnitudo 7,0. Diantaranya dua unit rumah rusak ringan dan tiga rumah lainnya yang terdampak masih dalam pendataan petugas.

Dua unit rumah rusak ringan berada di Desa Rae, Kecamatan Beo Utara, sedangkan rumah terdampak lainnya diidentifikasi masing-masing di Desa Ganalo, Kecamatan Tampan Amma, Desa Mala, Kecamatan Melonguane dan Desa Bantik, Kecamatan Beo.

Selain kerusakan pada tempat tinggal, gempa juga mengakibatkan satu bangunan gereja terdampak di Desa Ganalo, Tampan Amma dan RSUD di Desa Mala, Melonguane. Pantauan sementara BPBD menyebutkan kerusakan minor teridentifikasi pada RSUD.

Baca Juga: Dua Kecamatan Laporkan Dampak Sementara Gempa Magnitudo 7,0 di Kabupaten Kepulauan Talaud

Laporan tingkat kerusakan bangunan masih dalam pendataan petugas di lapangan.
 
Berdasarkan data BPBD per 22 Januari 2021, pukul 08.00 WIB tersebut, belum ada laporan korban jiwa akibat gempa tersebut.

Diberitakan sebelumnya terjadi gempa pada Kamis 21 Januari 2021 pukul 19.23 WIB berada 132 km timur laut Melonguane, Provinsi Sulawesi Utara.

Berdasarkan analisis InaRISK, Kabupaten Kepulauan Talaud memiliki potensi bahaya gempa bumi dengan kategori sedang hingga tinggi. Sebanyak 18 kecamatan pada kabupaten tersebut berada pada potensi bahaya dengan kategori tersebut.

Baca Juga: Gempa 7,1 SR Guncang Kepulauan Talaud Sulawesi Utara

Dilihat dari sisi risiko, sebanyak 86.759 jiwa berpotensi terpapar bahaya gempa bumi di 18 kecamatan, Kabupaten Kepulauan Talaud dengan luas bahaya 75.479 hektar. Masyarakat di Kepulauan Talaud memiliki catatan historis terdampak gempa dengan magnitudo besar, seperti pada 1914, 1957, 1969, dan 2009.

Data  bencana gempa menunjukkan bahwa korban jiwa terjadi dikarenakan reruntuhan bangunan dan bukan guncangan gempa. BNPB mengimbau masyarakat untuk tetap waspada dan siap siaga terhadap potensi gempa susulan.***

Editor: Sutrisno

Sumber: BNPB


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x