Fakta Menarik All England Dari Masa ke Masa, Rekor Kemenangan Terbanyak Hingga Prestasi Indonesia

- 14 Maret 2023, 19:18 WIB
Fakta Menarik All England Dari Masa ke Masa, Rekor Kemenangan Terbanyak Hingga Prestasi Indonesia
Fakta Menarik All England Dari Masa ke Masa, Rekor Kemenangan Terbanyak Hingga Prestasi Indonesia /Instagram @officialinews

  

Cianjurpedia.com - YONEX All England 2023, kompetisi bulu tangkis tertua dan terbesar di dunia dimulai hari ini, Selasa 14 Maret 2023 di Birmingham, Inggris.

 

Berikut adalah beberapa fakta menarik dari masa ke masa, tentang turnamen BWF World Tour Super 1000 All England:

Turnamen All England Secara Umum

- Edisi perdana All England tahun 1899 hanya terdiri dari nomor ganda, kategori single (tunggal) baru diperkenalkan setahun kemudian;

- Sir George Thomas adalah atlet tersukses dengan jumlah 21 kemenangan (sembilan di ganda putra, delapan ganda campuran, empat tunggal putra);

Baca Juga: Jadwal All England 2023 Hari Ini Selasa 14 Maret 2023, Ada Bagas/Fikri yang Akan Fokus Pertahankan Gelar Juara

- Frank Devlin adalah pemenang non-Inggris paling awal; pemain yang berasal dari Irlandia ini meraih ganda putra (dengan Guy Sautter dari Inggris) pada tahun 1922 dan menang dalam 17 kesempatan lainnya. Ia berada di urutan kedua atlet dengan perolehan juara terbanyak, setelah Thomas;

- Indonesia patut berbangga, rekor tujuh gelar beruntun menjadi milik ikon tunggal putra Indonesia Rudy Hartono, pada tahun 1968-1974;

- Tidak ada atlet yang mencapai sepuluh kali kemenangan tunggal putri melebihi pebulu tangkis Amerika, Judy Devlin.

Turnamen All England di Era Terbuka (1980 dan Seterusnya)

- All England 2023 merupakan edisi pertama sejak 2017 yang menampilkan juara bertahan di lima kategori;

- Hingga saat ini, pasangan campuran Nathan Robertson/Gail Emms tetap menjadi pebulu tangkis tuan rumah terakhir yang memenangkan turnamen (tahun 2005);

- Legenda ganda Gao Ling adalah yang paling banyak meraih gelar dengan 11 kemenangan;

- Li Yongbo/Tian Bingyi adalah pasangan putra terakhir yang menjadi pemenang sebanyak tiga kali (tahun 1987, 1988, 1991);

- Juara pada tahun 2014 dan 2019, Hendra Setiawan/Mohammad Ahsan bisa menyamai prestasinya;

- Terlepas dari kejayaan di nomor lainnya, Indonesia belum pernah memenangkan kembali juara tunggal putra selama 29 tahun. Hariyanto Arbi pada tahun 1994 adalah yang terakhir. Namun, unggulan seperti Jonatan Christie dan Anthony Sinisuka Ginting diperkirakan mampu memimpin pada 2023;

Baca Juga: Jadwal Acara iNews Hari Ini, Selasa 14 Maret 2023, Live All England 2023 Babak Pertama, Ada Ginting, Gregoria

- Ganda putra merupakan nomor yang paling sepi kemenangan bagi China, terakhir adalah Liu Xiaolong/Qiu Zihan pada tahun 2013. Namun mereka memiliki pasangan unggulan, Liu Yu Chen/Ou Xuan Yi serta pemain baru pemenang India Open lalu, Liang Wei Keng/Wang Chang;

- Sementara itu, Malaysia belum meraih kesuksesan kembali di nomor ganda setelah Kien Keat Koo/Tan Boon Heong pada 2007;

- Sebenarnya, peluang terbaik Malaysia untuk mengakhiri paceklik tersebut ada di ganda putra, mereka memiliki pasangan unggulan Aaron Chia/Soh Wooi Yik dan Ong Yew Sin/Teo Ee Yi;

- Malaysia juga tidak pernah merayakan gelar juara ganda putri, tetapi pasangan unggulan peringkat 5 mereka, Tan Pearly/Thinaah Muralitharan memiliki dua juara HSBC BWF World Tour lainnya di Eropa (Swiss Open 2021 dan French Open 2022);

- Viktor Axelsen merajai tunggal putra back-to-back pertama sejak Lee Chong Wei pada 2011. Ini adalah kategori yang sudah cukup lama tidak memiliki pemegang gelar juara bertahan;

- Unggulan ketiga tunggal putri Tai Tzu Ying mampu meraih kemenangan keempatnya. Ikon Malaysia Lee adalah yang paling terakhir melakukannya pada tahun 2017;

- Bang Soo Hyun (1996) adalah orang Korea terakhir yang menjuarai tunggal putri. Tahun ini, unggulan kedua mereka, An Se Young sedang berada dalam performa terbaiknya;

- Jepang adalah satu-satunya negara yang memenangkan setidaknya satu acara di setiap edisi All England sejak 2018;

- Nami Matsuyama/Chiharu Shida menjadi pasangan wanita Jepang pertama dalam setengah abad yang mempertahankan juara mereka. Machiko Aizawa/Etsuko Takenaka terakhir menyelesaikan ganda mereka pada tahun 1973;

- Yuta Watanabe yang memiliki dua medali emas ganda putra dan tiga emas ganda campuran, dapat menduduki podium puncak untuk keenam kalinya. Pemain terakhir yang melakukannya adalah Lin Dan pada tahun 2016;

Baca Juga: Jadwal All England 2023 dan Daftar Wakil Indonesia yang Bermain, Minions Absen dari Turnamen, Live di iNews

- Mempertahankan gelar ganda campuran untuk Watanabe dan Arisa Higashino, artinya menyamai Tontowi Ahmad/Liliyana Natsir. Saat itu, mereka adalah pemain baru yang menang tiga kali berturut-turut pada 2012-2014;

- Rekan senegaranya, Fajar Alfian/Muhammad Rian Ardianto adalah satu-satunya pasangan unggulan teratas tanpa kemenangan sebelumnya;

- Mantan juara ganda yang bisa sukses dengan pasangan baru adalah Misaki Matsutomo (bersama Yuki Kaneko, ganda campuran) dan Lee So Hee (bersama Baek Ha Na, ganda putri). Matsutomo memenangkan ganda putri bersama Ayaka Takahashi pada 2016, Lee bersama Chang Ye Na pada musim berikutnya;

- Negara-negara yang menunggu gelar juara All England perdana, tetapi sebenarnya memiliki pemain unggulan adalah Thailand (tunggal putra dan putri, ganda campuran), Singapura (tunggal putra), Prancis (ganda campuran) dan Jerman (ganda campuran);

- India belum mengalami kejayaan di kategori selain tunggal putra. Pasangan putra Satwiksairaj Rankireddy/Chirag Shetty adalah satu-satunya pemain unggulan mereka;

- Kemenangan mereka mengakhiri penantian kesuksesan selama 22 tahun, sejak Pullela Gopichand menjadi orang India kedua setelah Prakash Padukone yang mengangkat trofi pada tahun 2001;

- Pasca kejayaan Gopichand, hanya pemain dari Malaysia, Cina, Jepang, dan Denmark yang berhasil menaklukkan lapangan;

- Pada tahun 1981, pasangan ganda putri Inggris Nora Perry/Jane Webster finish di puncak klasemen dan menjadi juara mengungguli negara-negara langganan juara seperti Korea, China, Denmark, dan Jepang;

- Sebuah statistik yang cukup menonjol menyebutkan, Lin Dan dan Lee Chong Wei memperebutkan 14 dari 15 final antara rentang tahun 2004 dan 2018.***

Editor: Mayang Ayu Lestari

Sumber: BWF


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah