Ini Perbedaan Puasa Tasu’a dan Asyura, Lengkap dengan Niat dan Tata Caranya

5 Agustus 2022, 10:18 WIB
Amalan sunah puasa Tasu’a dan puasa Asyura biasanya dilaksanakan setiap tanggal 9 dan 10 Muharram. /PEXELS/khats cassim


Cianjurpedia.com – Dalam kalender Hijriah, terdapat empat bulan yang dimuliakan oleh Allah SWT selain bulan Ramadan, yakni bulan Muharram, Dzulqa’dah, Dzulhijjah, dan Rajab.

Pada bulan-bulan tersebut, terdapat amalan-amalan sunah yang biasa dilakukan oleh umat muslim.

Pada bulan Muharram, salah satu amalan sunah yang biasa dilakukan umat muslim adalah mengerjakan puasa sunah Tasu'a dan Asyura.

Karenanya, artikel kali ini akan membahas perbedaan puasa Tasu'a dan Asyura lengkap dengan niat dan tata caranya.

Baca Juga: Sinopsis Film Confidential Assignment 2 : International, Lengkap dengan Daftar Pemeran dan Karakternya

Amalan sunah puasa Tasu’a dan puasa Asyura biasanya dilaksanakan setiap tanggal 9 dan 10 Muharram.

Pada tahun 1444 H ini, puasa Tasu’a akan jatuh pada hari Minggu, 7 Agustus 2022, sedangkan puasa Asyura akan jatuh pada hari Senin, 8 Agustus 2022.

Rasulullah menyampaikan, berpuasa pada 10 Muharram bisa mengampuni dosa-dosa selama satu tahun.

“Puasa Asyura dapat menghapuskan dosa-dosa kecil setahun yang lalu,” (HR Muslim).

Asyura sendiri memiliki arti bilangan atau tanggal 10, dan budaya puasa Asyura ini bahkan telah lebih dulu dilakukan Rasulullah beserta keluarga dan kerabatnya sebelum turun perintah puasa wajib bulan Ramadan.

Setiap mendekati hari Asyura, Rasulullah selalu mengingatkan sahabat dan kerabatnya untuk berpuasa.

Namun, suatu hari sahabat Rasul mendapati bahwa hari Asyura ini bertepatan pula dengan hari agung milik kaum Nasrani dan Yahudi. Sahabat itu pun hendak mengurungkan niat berpuasa di hari Asyura tersebut.

Mendengar keresahan sahabatnya, Rasulullah bersabda, sebagaimana dikutip dalam kitab ‘Riyadhus Sholihin: 701’:

Baca Juga: Spoiler Big Mouth Episode 3, Lee Jong Suk Menantang Sipir Penjara dalam Perebutan Kekuasaan, Tayang Malam Ini

“Apabila (usia)ku sampai tahun depan, maka aku akan berpuasa pada (hari) kesembilan”.

Namun, Rasulullah sudah menghadapi ajalnya sebelum cita-citanya melaksanakan puasa Tasu’a itu terwujud.

Hadis di atas merupakan hadis yang menjadi landasan adanya pelaksanaan sunah berpuasa pada hari Tasu’a yakni pada tanggal 9 Muharram, tepat 1 hari sebelum puasa hari Asyura.

Dengan demikian, kedua hari tersebut, 9 dan 10 Muharram, termasuk di antara hari yang ditekankan berpuasa di bulan Muharram.

Bagaimana dengan tata cara dan bacaan niat puasa Tasu’a dan Asyura? Berikut adalah penjelasannya.

Niat Puasa Tasu'a

Nawaitu shauma ghadin an ada'i sunnatit tasu'a lillahi ta'aalaa
Artinya: "Aku berniat puasa sunah Tasu'a esok hari karena Allah."

Niat Puasa Asyura

Nawaitu shauma ghadin 'an adaa'i sunnatil aasyuuraa lillaahi ta'aalaa.
Artinya: "Aku berniat puasa sunah Asyura esok hari karena Allah SWT."

Untuk tata cara puasa sunah yang dikerjakan di bulan Muharram ini sama seperti puasa di bulan lainnya, yaitu menahan diri dari segala yang membatalkan puasa dimulai sejak terbitnya fajar hingga tenggelamnya matahari.***

Editor: Sutrisno

Sumber: mui.or.id

Tags

Terkini

Terpopuler