Waspada Demam Berdarah Dengue, Ini yang Perlu Orang Tua Tahu!

24 Desember 2021, 16:07 WIB
Ilustrasi gigitan nyamuk aedes aegypti berbahaya dan berdampak pada penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD). /PIXABAY.

Cianjurpedia.com – Musim hujan tiba, biasanya Indonesia mengalami peningkatan kasus demam berdarah dengue (DBD).

Kasus demam berdarah dengue dapat ditemukan di semua provinsi di tanah air. Hal ini  disebabkan Indonesia yang beriklim tropis sehingga cocok untuk nyamuk penular virus DBD ini berkembang biak.

Agar tidak terjadi peningkatan kasus demam berdarah dengue, ada baiknya kita mengetahui karakteristik dari penyakit ini.

Penyakit demam berdarah dengue merupakan suatu penyakit yang disebabkan oleh nyamuk yang membawa virus dengue. Nyamuk Aedes aegypti betina merupakan penyebab penularan penyakit ini.

Baca Juga: Perhatikan Kondisi Anak Sebelum Vaksinasi COVID-19, Berikut Rekomendasi dari IDAI

Ciri dari nyamuk Aedes ini di antaranya warna tubuh hitam dengan belang putih di sekujur tubuhnya dan ukuran tubuh lebih kecil. 

Nyamuk Aedes ini suka menggigit manusia dari pagi hingga sore hari. Tujuan nyamuk in menggigit manusia adalah untuk mematangkan telur dalam tubuhnya. 

Nyamuk belang putih ini bisa menggigit banyak orang secara berulang-ulang dan secara sekaligus sehingga tak mengherankan jika pada satu wilayah terdapat banyak kasus DBD dalam waktu yang hampir bersamaan.

Selain itu, nyamuk ini suka beristirahat di tempat yang gelap dan suka bertelur di tempat penampungan air bersih yang tidak berhubungan langsung dengan tanah. Jarak terbang dari nyamuk ini adalah 100 meter hingga 200 meter. 

Baca Juga: Sudah Masuk Indonesia, Berikut Karakteristik Virus Corona Varian Omicron yang Perlu Anda Ketahui

Kemudian, masa inkubasi penyakit DBD ini sekitar 3 hingga 14 hari, tetap paling sering 4 hingga 7 hari dari nyamuk betina pembawa virus dengue ini menggigit manusia. Setelah itu akan muncul gejala-gejala berikut:

Fase demam,  umumnya terjadi pada hari ke-1 sampai hari ke-3. Fase ini ditandai oleh demam pada anak yang mendadak tinggi (bisa mencapai 40 derajat celsius), disertai sakit kepala, nyeri otot seluruh badan, nyeri sendi, nafsu makan berkurang, mual, muntah, bintik kemerahan pada kulit khususnya di wajah.

Fase kritis, umumnya paling sering terjadi pada hari ke-4 hingga hari ke-7 sejak awal demam. Fase kritis ini bahkan bisa terjadi lebih awal pada hari ke-3 atau lebih lambat dari hari ke-7. Pada fase ini sering disertai tanda bahaya seperti anak muntah terus menerus, nyeri perut, pendarahan (pada kulit dan hidung), sampai terjadi muntah darah dan buang air besar berdarah. 

Biasanya fase ini juga ditandai oleh penurunan suhu tubuh anak yang mendekati suhu normal sehingga sering menimbulkan salah tafsir. Banyak orang yang mengira, penurunan suhu tubuh ini merupakan pertanda bahwa penyakit yang diderita anak akan mengalami masa penyembuhan.

Baca Juga: Waspada Mimisan pada Anak, Ini Penyebab dan Cara Mengatasinya Di Rumah

Fase pemulihan, biasanya terjadi dalam waktu 48 jam hingga 72 jam dari fase kritis. Pada fase ini ditandai oleh perbaikan keadaan secara umum. Nafsu makan anak akan pulih, anak menjadi lebih ceria.

Untuk mengantisipasi lonjakan kasus DBD ini perlu dilakukan pencegahan. Pencegahan ini dapat kita lakukan dengan cara:

 

- Menguras semua tempat penampungan air seperti bak mandi, vas bunga, hingga tempat minum burung sekurang-kurangnya 7 hari sekali

- Menutup rapat tempat penampungan air

- Mengubur atau membuang tempat penampungan air yang berpotensi sebagai tempat berkembang biaknya nyamuk

Baca Juga: Orang Tua Wajib Tahu, Kenali Gejala Asma Pada Anak Sebelum Terlambat

- Menggunakan kelambu saat tidur

- Mengatur cahaya dan ventilasi dalam rumah

- Menghindari kebiasaan menggantung pakaian di dalam rumah

- Mengoleskan lotion anti nyamuk pada bagian badan yang terbuka

Baca Juga: Daftar Harga Tes PCR dan Tes Antigen di Kota Bogor, Mulai dari Rp75 ribu

 

Selain itu, fogging juga dapat dilakukan untuk menurunkan populasi nyamuk. Pengasapan ini sebaiknya dilakukan ketika tidak turun hujan serta dilakukan pada pagi hari pukul 07.00-10.00 dan sore hari pada pukul 15.00-17.00. 

Pengasapan ini sebaiknya difokuskan pada tempat pasien DBD tinggal dan lokasi sekitar yang diperkirakan sebagai sumber penularan sampai radius 200 meter. Proses ini dilakukan secara dua siklus dengan jangka waktu kurang dari 1 minggu.***

Editor: Hanif Hafsari Chaeza

Sumber: IDAI

Tags

Terkini

Terpopuler