Panduan Isoman Untuk Anak-Anak Positif COVID-19, Ini Protokol Kesehatan yang Wajib Dilaksanakan di Rumah

16 Februari 2022, 10:46 WIB
Ilustrasi anak positif Covid-19. Berikut beberapa hal yang dapat dilakukan orang tua jika anak positif Covid-19 /Unsplash.com/Vitolda Klein

Cianjurpedia.com – Saat ini, isoman (isolasi mandiri) disarankan untuk pasien yang tidak mengalami gejala dan bergejala ringan COVID-19, termasuk pasien anak-anak.

Jika isoman harus dilaksanakan oleh anak-anak, maka sebagai orang tua kita harus memberikan pengertian mengapa mereka harus melakukannya. Dan tentunya diperlukan panduan isoman bagi anak yang positif COVID-19.

Dilansir dari akun instagram @humas_jabar pada tanggal 16 Februari 2022, berikut ini panduan isoman untuk anak.

Ketika anak didiagnosa positif COVID-19, tentu orang tua harus menentukan siapa yang sebaiknya merawat anak tersebut.

Baca Juga: Layanan Telemedisin Isoman COVID-19 Akan Diperluas Hingga Ke Luar Wilayah Jakarta

Orang tua atau pengasuh yang berisiko rendah dapat dijadikan pilihan untuk merawat anak yang sakit. Dan jika memungkinkan, hanya satu orang yang merawatnya.

Kemudian jika orang tua positif tetapi anak negatif, jangan menitipkan anak kepada pengasuh berisiko tinggi seperti lansia dan orang dengan komorbid. Karena ada kemungkinan anak masih dalam masa inkubasi.

Selanjutnya jika anak telah selesai melaksanakan isoman, maka orang tua atau pengasuh yang merawat anak tersebut harus melakukan isolasi/karantina.

Ketika anak sedang melakukan isoman, terdapat beberapa protokol kesehatan yang harus diterapkan di rumah. Protokol-protokol tersebut di antaranya:

Baca Juga: Update : Indonesia Mencatat 3.161 Kasus Positif Omicron, 324 Diantaranya Anak-Anak

Pertama, tentukan zona pasien. Zona yang dimaksud meliputi kamar tidur, kamar mandi, dan arena bermain anak. 

Pisahkan dengan zona bersih di rumah. Namun, jika tidak memungkinkan usahakan untuk menjaga jarak sejauh 1 meter dari anak yang sakit.

Kedua, usahakan ventilasi yang baik untuk pergantian udara.

Ketiga, jika di rumah hanya terdapat satu kamar mandi yang dipakai bersama-sama maka anak yang positif memakai kamar mandi paling akhir. Kemudian beri jeda dengan pemakai selanjutnya.

Baca Juga: Definisi Kontak Erat dengan Pasien Positif COVID-19, Seperti Ini Kriteria Terbarunya

Keempat, gunakan masker dengan tepat bagi anak yang berusia 2 tahun ke atas.

Kelima, ketika anak berada di suatu ruangan sendirian, maka boleh diberikan “rehat bermasker”.

Keenam, ketika sedang tidur anak tidak perlu menggunakan masker.

Ketujuh, bagi pengasuh yang merawat anak tersebut, harus selalu menggunakan masker dan pelindung mata, sarung tangan sekali pakai, dan baju luar/clemek yang dapat dicuci.

Kedelapan, bagi pengasuh yang merawat anak tersebut, harus sering mencuci tangan sebelum dan sesudah berinteraksi dengan anak.

Baca Juga: Kasus Harian COVID-19 di 6 Provinsi Lampaui Puncak Kasus Varian Delta Tahun Lalu, Menkes: BOR Masih Terkendali

Kesembilan, bagi pengasuh yang negatif, usahakan menjaga jarak dengan anak (termasuk saat tidur).

Kesepuluh, buanglah masker dan sarung tangan di tempat plastik khusus.

Kesebelas, jika pengasuh harus mengasuh anak lain yang negatif, mandi dan ganti baju terlebih dahulu.

Kedua belas, jangan menggunakan alat makan yang sama dengan anak dan memakan sisa makanan anak.

Ketiga belas, cucilah pakaian anak dan baju luar pengasuh secara terpisah dengan menggunakan deterjen dan air hangat.

Keempat belas, pengasuh harus menjaga kesehatan dan minum suplemen.

Kelima belas, usahakan hindari paparan air liur dan cairan tubuh lain serta hindari mencium.

Baca Juga: Jadwal Vaksin Covid-19 Anak Usia 6-11 Tahun di Kota Surabaya Hari Ini Senin 14 Februari 2022, Ada di 19 Lokasi

Selain itu, orang tua atau pengasuh anak yang positif COVID-19 harus melakukan beberapa hal yang meliputi:

1.Pengukuran suhu tubuh anak yang dilakukan dua kali sehari, dengan suhu normal 36-37,5 derajat Celsius.

2.Penghitungan tarikan napas selama 1 menit penuh dengan nilai normal sebagai berikut:

-Bayi kurang dari 2 bulan, sebanyak < 60 kali per menit

-Bayi usia 2-11 bulan, sebanyak < 50 kali per menit

-Anak usia 1-5 tahun, sebanyak < 40 kali per menit

-Anak usia lebih dari 5 tahun, sebanyak < 30 kali per menit.

Baca Juga: Jadwal Vaksin Booster On The Spot Kota Bandung Hari Ini Rabu 16 Februari 2022, Ada di Delapan Lokasi

3.Pengukuran saturasi oksigen dan frekuensi nadi dengan menggunakan oksimeter dengan nilai normal 95% atau lebih

4.Pemberian asupan makanan yang bergizi dan memiliki vitamin tinggi

5.Lakukan kegiatan positif untuk menghibur anak.

6.Perhatikan jika anak menunjukkan tanda-tanda dehidrasi terutama jika anak sulit makan dan minum.

7.Perhatikan gejala-gejala lain seperti apakah batuk bertambah, gangguan penciuman, pendengaran, muntah, atau diare.

8.Melakukan pencatatan setiap hari pada pagi dan sore dengan membuat tabel. Selanjutkan komunikasikan pada tenaga medis. 

Baca Juga: Jadwal Vaksin Booster Jakarta Selatan Hari Ini Rabu 16 Februari 2022, Ada di 32 Lokasi

Tabel tersebut berisi perkembangan suhu tubuh, laju napas, saturasi oksigen, asupan makanan, aktivitas anak, tanda dehidrasi (frekuensi Buang Air Kecil), dan gejala yang dirasakan anak.

Laporkan jika kondisi di luar nilai normal. Selain itu, jika menunjukkan tanda-tanda bahaya berikut juga harus segera dibawa ke dokter atau fasilitas kesehatan yang menangani COVID-19. Tanda-tanda tersebut di antaranya:

-Anak banyak tidur atau kesadaran menurun

-Napas cepat

-Cekungan di dada dan hidung kembang kempis

-Saturasi oksigen <95%

-Muntah, mencret, dan tidak ada asupan

-Tanda dehidrasi

-Kejang

-Demam terus menerus disertai mata ,merah, ruam, dan leher bengkak

-Anak dengan komorbid atau penyakit kronik.

Baca Juga: Kabar Duka, Dorce Gamalama Meninggal Dunia Saat Dirawat di Rumah Sakit

Terdapat beberapa hal yang dilarang untuk dilakukan saat anak melaksanakan isoman, di antaranya:

1.Melakukan kegiatan di luar rumah

2.Mengizinkan kerabat atau teman bertemu atau menjenguk anak.

3.Membiarkan anak melakukan kegiatan bersama orang rumah.

4.Menggunakan barang yang sama dengan anak yang positif COVID-19.

Mungkin anak akan merasa jenuh saat melakukan isoman. Carilah aktifitas yang dapat dikerjakan sendiri oleh anak jika anak sudah mandiri.

Selain itu, anak pun bisa melakukan aktifitas di balkon atau teras untuk mengganti suasana. Akan tetapi, mereka tidak boleh bermain dengan teman-temannya.***





Editor: Hanif Hafsari Chaeza

Sumber: Instagram @humas_jabar

Tags

Terkini

Terpopuler