Waspada Ruptur Uteri, Salah Satu Komplikasi Persalinan yang Bisa Membahayakan Nyawa Bayi

- 23 Januari 2022, 21:06 WIB
Ilustrasi melahirkan.
Ilustrasi melahirkan. /Pixabay/Thorsten Frenzel

Cianjurpedia.com – Dalam tayangan video yang diunggah kanal YouTube The Sungkars, terungkap bahwa penulis novel "Layangan Putus" Mommy ASF, telah kehilangan anak ke-5 ketika dilahirkan.

Saat itu Mommy ASF mengalami ruptur uteri atau robekan rahim sehingga kehilangan anak terakhirnya tersebut.

Mungkin sebagian orang masih belum tahu mengenai ruptur uteri, bagaimana risiko jika mengalami ruptur uteri, dan apakah kondisi ini bisa dicegah atau tidak.

Baca Juga: Sejumlah Nama Selebriti Hollywood Berpotensi Menjadi Host untuk Ajang Penghargaan Piala Oscar 2022

Dilansir dari Healthline, ruptur uteri jarang terjadi. Namun, komplikasi yang serius saat proses kelahiran normal dapat juga terjadi. Hal ini menyebabkan rahim ibu robek dan anaknya akan masuk ke dalam perut sang ibu.

Kondisi di atas dapat menimbulkan pendarahan yang hebat pada ibu dan dapat membahayakan nyawa anaknya.

Ketika seorang ibu melakukan persalinan, tekanan di dalam rahim meningkat saat bayi bergerak melalui jalan lahir. Tekanan ini dapat menyebabkan rahim sang ibu robek.

Baca Juga: Kisah Sedih Mommy ASF Penulis Novel Layangan Putus, Kehilangan Anak Kelima Saat Dilahirkan

Seringkali robekan ini terjadi di sepanjang luka bekas operasi caesar sebelumnya. Ketika hai ini terjadi, isi rahim termasuk bayi, dapat ‘tumpah’ ke perut ibu.

Ruptur uteri biasanya lebih mengancam nyawa sang bayi. Karena ketika sang ibu didiagnosa mengalami kondisi tersebut, maka dokter harus cepat bertindak untuk mengeluarkan bayi dalam perut ibu.

Jika tidak dilahirkan dalam waktu 10 menit hingga 40 menit, maka bayi dapat meninggal karena kekurangan oksigen.

Biasanya ruptur uteri hampir selalu terjadi pada wanita dengan bekas luka rahim akibat dari persalinan caesar sebelumnya atau akibat operasi rahim lainnya.

Baca Juga: Apa yang Harus Dilakukan Orangtua Saat Anak Tiba-Tiba Kejang Demam?

Risiko seorang wanita mengalami kondisi ini akan semakin meningkat sejalan dengan semakin seringnya ia melakukan operasi caesar.

Hal ini yang menjadi penyebab sebagian dokter menyarankan wanita yang pernah melakukan persalinan caesar sebelumnya untuk tidak memilih persalinan normal pada kehamilan berikutnya.

Persalinan normal setelah persalinan caesar di kehamilan berikutnya sangatlah mungkin. Namun, hal ini dapat menyebabkan wanita tersebut menghadapi risiko yang lebih tinggi sehingga harus dipantau secara ketat.

Tentu akan timbul pertanyaan, apakah ruptur uteri ini dapat dicegah atau tidak. 

Baca Juga: Arnold Schwarzenegger Dilaporkan Dalam Kondisi Baik Setelah Mengalami Kecelakaan Mobil

Ruptur uteri seharusnya tidak menghentikan para ibu untuk memilih persalinan secara normal. Namun, penting sekali untuk mendiskusikannya semua pilihan tersebut kepada dokter sehingga ibu dapat mengambil keputusan terbaiknya.

Dan ibu harus memastikan bahwa dokter mengetahui riwayat kesehatannya, termasuk mengetahui setiap kelahiran yang pernah dialami sehingga dapat mencegah hal-hal yang tidak diinginkan.***

Editor: Hanif Hafsari Chaeza

Sumber: Healthline


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x