Cegah Stunting dan Obesitas Pada Anak, Ketahuilah Mitos dan Faktanya

- 29 Januari 2022, 22:03 WIB
Ilustrasi stunting. Cegah Stunting dan Obesitas Pada Anak, Ketahuilah Mitos dan Faktanya.
Ilustrasi stunting. Cegah Stunting dan Obesitas Pada Anak, Ketahuilah Mitos dan Faktanya. /Dok Kemenkes RI

 

Cianjurpedia.com - Mempunyai anak sehat, kuat, pintar, serta memiliki tumbuh kembang dengan maksimal merupakan harapan setiap orang tua. 

Salah satu permasalahan tubuh kembang anak yang menjadi kekhawatiran orang tua adalah stunting dan obesitas. 

Stunting adalah kondisi gagal tumbuh, dimana tubuh sang anak lebih pendek dari anak lain yang seusianya. 

Penyebab stunting biasanya karena kekurangan gizi kronik, yang beresiko memiliki gangguan perkembangan serta gangguan metabolisme. 

Baca Juga: Anak GTM Karena Sakit? Inilah yang Harus Orang Tua Lakukan Agar Anak Tetap Mau Makan, Biar Sedikit Tapi Masuk

Stunting dapat menyebabkan penyakit tidak menular seperti, hipertensi, jantung, diabetes melihat, dan lain sebagainya. 

Sedangkan, obesitas adalah kondisi dimana berat badan anak berlebih. Obesitas ditandai dengan indeks massa tubuh lebih dari 25. 

Obesitas pun dapat meningkatkan risiko timbulnya masalah kesehatan yang serius, termasuk penyakit tidak menular. 

Dengan menerapkan pola hidup yang bersih dan sehat, maka stunting dan obesitas dapat dicegah dan dikendalikan. Yaitu dengan cara menjaga asupan gizi seimbang dan melakukan aktivitas fisik secara teratur. 

Dikutip dari laman Instagram @dinkeskotabdg, untuk lebih mengenal dan agar bisa mencegah terjadinya stunting dan obesitas, berikut penjelasan mitos dan faktanya. 

Baca Juga: Selamat, Chen EXO Sambut Anak Keduanya Sekaligus Tahun Ini Selesai Wamil

Mitos dan fakta Stunting,

1. Mitos: Stunting diturunkan secara genetik. 

Fakta: Stunting tidak disebabkan oleh genetik. Salah satu penyebab Stunting adalah, kekurangan nutrisi pada ibu dan janin, pada 1.000 Hari Pertama Kehidupan (HPK) bayi. 

2. Mitos: Pemenuhan nutrisi anak dimulai setelah anak lahir. 

Fakta: Masa paling penting pertumbuhan anak adalah pada 1.000 HPK, sampai anak berusia 2 tahun. 

3.Mitos: Stunting hanya berdampak dan terlihat secara fisik. 

Fakta: Stunting berdampak pada keseluruhan tumbuh kembang anak, yang terdiri dari, penurunan fungsi kognitif, penurunan fungsi kekebalan, dan resiko terkena penyakit menular. 

4. Mitos: Stunting dapat disembuhkan dengna memberikan makanan tambahan. 

Fakta: Stunting terjadi karena kekurangan gizi kronis, akibat berbagai faktor penyebab. Pemberian makanan tambahan tidak dapat menyembuhkan Stunting.

Perbaikan pola asuh, penyediaan sanitasi, serta perubahan pola hidup sehat, dan asupan gizi seimbang, terutama pada 1.000 HPK, dapat membantu mencegah Stunting. 

Baca Juga: 3 Resep Camilan Untuk Anak Saat GTM, Penuh Gizi dengan Bahan yang Mudah Didapat

 

5. Mitos: Stunting dapat diatasi dengan obat-obatan. 

 

Fakta: Stunting tidak dapat diobati, namun bisa dicegah, dengan cara:

  • Memenuhi kebutuhan gizi sejak hamil, 
  • Pemberian ASI eksklusif, dilanjut MPASI sehat,
  • Pantau tumbuh kembang anak,
  • Selalu jaga kebersihan lingkungan. 

 

6. Mitos: Sanitasi buruk hanya membawa resiko dan ancaman penyakit pada anak. 

 

Fakta: Sanitasi buruk mendekatkan anak pada resiko penyakit yang dapat memicu malnutrisi. Jika terus dibiarkan akan akan menyebabkan kekurangan gizi kronik, yang menjadi salah satu penyebab Stunting. 

Mitos dan fakta Obesitas,

1. Mitos: Anak yang gemuk, sudah pasti sehat. 

Fakta: Kondisi anak yang sehat dengan status gizi optimal, ditentukan oleh indeks Berat Badan (BB) menurut Panjang Badan (PB) atau Tinggi Badan (TB) dalam kategori normal. 

2. Mitos: Jika orang tua obesita, makan anak akan obesita, dan tidak ada yang dapat dilakukan untuk mengatasinya. 

Baca Juga: Tips Memilih Bra Menyusui yang Tepat dan Nyaman, Cari yang Tanpa Kawat Penyangga

Fakta: Beberapa anak akan lebih rentan mengalami kenaikan berat badan dibanding yang lain, namun berat badan yang sehat dapat dipertahankan, dengan menjaga pola makan yang bergizi seimbang dan aktivitas fisik yang cukup. 

 

3. Mitos: Jika terjadi penurunan berat badan yang cepat, berarti diet berhasil. 

 

Fakta: Penurunan berat badan yang dianjurkan adalah 0,5-1 kilogram setiap minggu secara bertahap, dengan pengurangan energi kurang lebih 500 kilo kalori setiap hari.

Jika penurunan berat badan dilakukan dengan cepat dan drastis maka dapat menyebabkan kehilangan sejumlah besar air, elektrolit, mineral, jaringan otot, dan protein yang berasa di jaringan lemak bebas. 

Demi keluarga yang sehat, mari kita bersama-sama cegah stunting dan obesitas, dengan gizi yang seimbang. Salam sehat!***



Editor: Mayang Ayu Lestari

Sumber: Dinkes Kota Bandung


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x