Edisi Terakhir Indonesia Open di Istora GBK, Jojo Hingga Istora Boy Bagikan Kenangan Tak Terlupakan

19 Juni 2023, 07:29 WIB
Edisi Terakhir Indonesia Open di Istora GBK, Jojo Hingga Istora Boy Bagikan Kenangan Tak Terlupakan /Antara Foto/ Aditya Pradana Putra./ANTARA

 

Cianjurpedia.com - Turnamen level BWF Super 1000 Indonesia Open 2023 telah selesai digelar pada 13-18 Juni 2023. Dengan rampungnya kejuaraan bergengsi ini, maka menandakan pula edisi terakhir Indonesia Open yang digelar di Istora, Gelora Bung Karno (GBK).

Seperti yang diketahui, pada tahun selanjutnya turnamen Indonesia Open akan digelar di Indoor Multifunction Stadium (IMS) atau Indonesia Arena, GBK yang berkapasitas lebih besar yaitu 17 ribu kursi. Sedangkan Istora sendiri hanya mampu menampung sekitar 7000 penonton.

Hal tersebut dibenarkan oleh Ketua Panitia Indonesia Open 2023 Armand Darmadji, ia menyatakan bahwa turnamen edisi tahun ini adalah yang terakhir digelar di Istora GBK.

"Saya sampaikan bahwa penyelenggaraan Indonesia Open tahun depan akan pindah ke tempat yang baru. Kepindahan tersebut kami maksudkan untuk bisa menampung fans bulu tangkis Tanah Air yang setiap tahun bertambah," ungkap Armand, dikutip dari ANTARA, Minggu 18 Juni 2023.

Istora merupakan rumah bagi cabang olahraga bulu tangkis, dimulai pada ajang Piala Thomas tahun 1961 silam, dan perdana untuk penyelenggaraan turnamen Indonesia Open 1982. Seiring berjalannya waktu, Istora seperti menjadi ikon tak terpisahkan dari olahraga badminton di Indonesia.

Menilai dari sudut pandang pemain, Jonatan Christie mengutarakan bahwa bermain di Istora memberikannya semangat berkali lipat karena banyaknya dukungan dari para suporter.

"Dibilang nyaman (bermain di Istora) sih, bukan, tapi lebih ke semangatnya bertambah berkali-kali lipat karena dukungan penonton. Sebagai atlet Indonesia kami bangga bisa membawa nama Indonesia dan bermain di Indonesia, bersama dengan dukungan penonton," kata Jojo.

Baca Juga: Bangkit dari Cedera, Axelsen Tak Sangka Raih Gelar Juara untuk Ketiga Kali di Indonesia Open 2023

Jojo merasa senang sekaligus sedih, karena Istora memiliki banyak kenangan manis baginya, seperti kemenangannya di Asian Games 2018, hingga juara Indonesia Masters 2023.

"Para atlet sudah merasa Istora ini iconic banget dan kita selalu main di sini selama berpuluh-puluh tahun. Aura dan atmosfernya memang beda. Kita tidak tahu di tahun depan di Indonesia Arena akan seperti apa. Tapi, kabar baiknya adalah kapasitasnya lebih banyak dan membuat para penggemar yang nonton lebih banyak untuk ikut mendukung kita," ujar Jojo.

Hal serupa pun disampaikan Gregoria Mariska. Tunggal putri asal Wonogiri, Jawa Tengah ini tak menampik bahwa kecintaannya pada bulu tangkis tumbuh ketika ia sering menyaksikan pertandingan, baik di layar kaca maupun secara langsung.

"Istora adalah tempat yang ingin saya rasakan saat bertanding dari kecil. Pastinya ini merupakan salah satu kebanggaan tersendiri, sekarang bisa main di sini dengan pendukung yang luar biasa," ucap Gregoria.

Tak hanya bagi Skuad Merah Putih, arena indoor Istora GBM juga menjadi lokasi istimewa bagi para pemain bulu tangkis dunia. Salah satunya ganda putri Korea peringkat dua dunia, Baek Ha Na/Lee So Hee.

Pasangan yang baru saja meraih gelar perdana BWF Super 1000 dari ajang Indonesia Open 2023 itu mengungkapkan, bahwa selain faktor permainan, dukungan para penonton di Istora juga turut mewarnai kemenangan mereka.

"Kami awalnya kaget karena banyak pendukung di Indonesia. Setiap datang ke sini kami menerima banyak sekali dukungan dan bahkan merasa seperti bermain di kandang sendiri," ungkap Baek.

Bagi Baek/Lee, arti Istora tak hanya dari segi prestasi, tetapi juga ikatan emosional yang dibangun antara mereka dan penggemar di Tanah Air. Terlebih dukungan penonton sangat berpengaruh pada kekuatan mental duo Korea tersebut selama berjuang dalam pertandingan.

Berbeda dengan Baek, Lee menganggap Istora bukan tempat baru baginya, karena sudah berkali-kali bertanding di sana. Mendengar kabar turnamen bulu tangkis akan dipindahkan ke Indonesia Arena mulai tahun depan, atlet senior ini pun menyayangkan hal tersebut. Meski di lain sisi ia yakin keputusan itu akan membawa efek positif bagi para penggemar badminton.

"Kalau tahun depan ganti (lokasi) pun juga tidak apa-apa, karena pasti pecinta badminton Indonesia yang datang akan semakin banyak dan tentunya atmosfer yang ramai tidak akan berubah," ujar Lee.

Tunggal putra asal Taiwan, Chou Tien Chen pun mengaku akan kehilangan momen bermain di Istora. Atlet yang dijuluki Istora Boy ini sedih, karena mungkin julukan tersebut takkan ada lagi.

"Saya akan merindukan panggilan ini, Istora Boy. Agak sedih pindah tempat, tapi pindah stadium mungkin bisa dapat fans baru, kompetisi baru, feeling baru. Saya rasa akan lebih besar. Jadi kita bisa lakukan hal baru dan match baru," ujar Chou.

Seperti yang diketahui, julukan Istora Boy sendiri diberikan oleh supporters di Indonesia kepada Chou, karena antusiasmenya saat berlaga di Istora. Chou kerap memperagakan aksi kocak di lapangan saat pemanasan, dan akan disambut seruan 'eaa, eaa, eaa' dari penonton.

"Main di Istora rasanya amazing. Saya selalu rindu teriakan ea-ea. Saya mencoba menikmati. Saya senang bisa datang lagi. Sangat gila. Mereka most best fans," ucap Chou.

Selain Chou, tiga pebulu tangkis lainnya juga mendapat julukan Istora Boy, yaitu Anders Antonsen dari Denmark, Loh Kean Yew dari Singapura, dan terakhir wakil China, Wang Chang.

Chou pun mengenang kemenangan pertamanya di level BWF Super 1000, saat itu ia sangat bahagia karena mampu meneruskan harapan sang pelatih yang merupakan mantan pebulu tangkis Indonesia era 90-an, Victo Wibowo.

"Tentu saja saat menang Indonesia Open di 2019 dan itu gelar Super 1000 series perdana untuk saya. Saya sangat senang. Saat itu pelatih saya juga dari Indonesia. Saya senang bisa melanjutkan mimpi pelatih saya," pungkas Choi Tien Chen.

Banyak kenangan manis terjalin di Istora, baik bagi pebulu tangkis Tanah Air maupun global. Meski demikian keputusan untuk menggunakan Indonesia Arena mulai tahun depan merupakan yang terbaik bagi semua pihak. Sampai bertemu lagi, Istora, dan selamat datang, Indonesia Arena!***

 

Editor: Mayang Ayu Lestari

Sumber: ANTARA

Tags

Terkini

Terpopuler