Cianjurpedia.com - Pengrajin peci rajut di Desa Bunisari, Kecamatan Warungkondang, Kabupaten Cianjur, mengalami penurunan pembeli lantaran ditiadakannnya sejumlah kegiatan seperti kegiatan ibadah haji dan Maulid Nabi akibat pandemi Covid-19.
Ketua Kelompok Perajin Rajut Peci, Suaebah mengatakan, jika sebelumnya mereka bisa menjual kurang lebih 80 sampai 100 lusin dalam seminggu. Namun kali ini hanya hanya kurang lebih 45 sampai 60 lusin dalam seminggu.
"Kita tidak bisa menolak dampak dari datangnya Covid-19. Namun, dengan situasi ini bukan berarti harus pasrah, malah harus lebih kreatif mencari pasar," ujarnya, Jumat 27 November 2020.
Baca Juga: Inilah Profil Wali Kota Cimahi Ajay Muhammad Priatna
Menurutnya, peci hasil buatannya biasa dipasarkan atas permintaan toko baik di Cianjur maupun luar Cianjur.
“Namun karena ada Covid-19, pesanan agak lambat, selain musim haji ditiadakan, ibadah umrah juga diberhentikan sementara bahkan acara maulid nabi dan tempat-tempat ziarah juga sepi, jadi semuanya terhambat,” katanya
Ia mengungkapkan, untuk harga peci rajut sendiri bermacam-macam, mulai dari Rp20 ribu hingga Rp50 ribu, tergantung dari kualitas benangnya. Sedangan upah perajin per satu peci sekitar Rp3 ribu sampai Rp5 ribu.
Baca Juga: Wali Kota Cimahi Tiba di Gedung Merah Putih KPK untuk Jalani Pemeriksaan
Meski Pandemi Covid-19 melumpuhkan ekonomi, namun semangat para perajin yang sebagian besar ibu-ibu rumah tangga tersebut tetap besar. Mereka memiliki solusi pemasaran agar bisa membuat peci tetap diproduksi.