Meski Tuai Protes, China Tetap Wajibkan Tes Usap Anal bagi Pelancong

- 7 Maret 2021, 19:49 WIB
Ilustrasi tes swab. China menerapkan swab anal untuk mendeteksi Covid-19.
Ilustrasi tes swab. China menerapkan swab anal untuk mendeteksi Covid-19. /Vesna Harni/ Pixabay


Cianjurpedia.com - Kendati telah menuai protes dari negara lain, pemerintah China tetap mewajibkan tes usap anal bagi pengunjung yang akan memasuki sejumlah kota di Negeri Tirai Bambu tersebut.

Beberapa dokter di China mengatakan bahwa tes dilakukan untuk mendeteksi pembawa virus corona yang mungkin tidak menunjukkan gejala atau yang mengembangkan gejala ringan tetapi pulih dengan cepat.

Menurut mereka, virus corona dapat dideteksi dalam fese lebih lama daripada di hidung dan tenggorokan.

Baca Juga: Menhub : GeNose akan Digunakan Di Simpul-Simpul Transportasi Umum

"Beberapa pasien tanpa gejala atau mereka dengan gejala ringan pulih dengan cepat dari COVID-19, dan mungkin tes tenggorokan tidak akan efektif untuk orang-orang ini," kata dokter penyakit menular di China, Li Tongzeng sebagaimana dikutip dari Antara.

Menurut dr. Li, para peneliti mengungkapkan pada beberapa orang yang terinfeksi, durasi waktu hasil nukleat positif bertahan lebih lama pada feses dan tes usap anal mereka dibandingkan pada saluran pernapasan bagian atas.

"Oleh karena itu, menambahkan tes usap anal dapat meningkatkan tingkat deteksi positif dari yang terinfeksi," kata dia.

Sebelumnya, beberapa warga negara China juga diharuskan melakukan tes usap anal  Pada bulan Januari, lebih dari 1.000 siswa dan guru di sebuah distrik sekolah di Beijing telah dites, baik itu melalui pemeriksaan anal maupun hidung.

Baca Juga: Sebanyak Seribu Pegawai Publik di Cianjur Mendapat Suntikan Dosis Pertama Vaksin Covid-19

Pemberlakuan tes pada akhirnya memicu protes. Pejabat di Jepang pada pekan ini seperti dikutip dari Livescience, Minggu, mengeluh karena warga negaranya yang tiba di China dan menjalani tes mengalami sakit psikologis yang hebat.

Keluhan juga datang dari beberapa diplomat Amerika Serikat yang diminta untuk mengikuti tes.

Di China sendiri, tes juga menimbulkan keluhan. Wakil direktur departemen biologi patogen di Universitas Wuhan, Yang Zhanqiu, mengatakan tes hidung dan tenggorokan masih lebih efektif daripada tes anal, karena virus diketahui menyebar melalui tetesan pernapasan bukan melalui feses.

Dia mengatakan, apabila tujuan tes ini untuk mencegah orang yang terinfeksi menyebarkan virus, maka argumennya berlanjut menjadi tes hidung tenggorokan akan bekerja paling baik.

Baca Juga: Vaksinasi Gotong Royong Akan Segera Dimulai, Ini Lima Poin Penting yang Harus Menjadi Perhatian Pelaksana

"Ada kasus tentang tes virus corona positif pada kotoran pasien, tetapi tidak ada bukti yang menunjukkan bahwa itu ditularkan melalui sistem pencernaan seseorang," kata Yang.

Para ahli kesehatan di luar China juga mempertanyakan praktik tes usap anal. Disebutkan bahwa mereka yang positif COVID-19 pada tes anal tetapi tidak pada tes hidung atau tenggorokan kemungkinan tidak akan menulari orang lain, menurut The New York Times. ***

Editor: Sutrisno

Sumber: ANTARA


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x