Prof. Zubairi Djoerban Beri Empat Tips Agar Terhindar dari Suntik Kosong Saat Akan Divaksinasi

11 Agustus 2021, 05:45 WIB
Profesor Zubairi Djoerban. /Twitter.com/@ProfesorZubairi

Cianjurpedia.com - Kasus EO, seorang perawat yang diduga memberikan suntikan kosong kepada salah seorang peserta vaksinasi Covid-19 di Pluit, Jakarta Utara turut mendapat perhatian dari kalangan medis. 

Salah satunya datang dari Prof. Dr. Zubairi Djoerban, SpPD, KHOM, yang akrab dipanggil Prof. Beri.

Ketua Satgas Covid-19 Ikatan Dokter Indonesia (IDI) ini menulis dalam akun Twitternya @ProfesorZubairi bahwa peristiwa tersebut harus diselidiki benar motifnya. 

Baca Juga: Vaksinator Suntikan Kosong di Pluit Ditetapkan Sebagai Tersangka, EO Akui Lalai Setelah Menyuntik 599 Orang

"Menyuntik vaksin kosong di Pluit adalah peristiwa serius. Harus diselidiki dengan jelas mengapa relawan nakes itu melakukan suntikan palsu. Apakah kelelahan, atau kemungkinan motif lain, seperti penimbunan vaksin, atau memang sistem kontrolnya yang tidak jalan?" cuit Prof. Beri. 

Lebih lanjut, Prof. Beri juga mempertanyakan kebenaran pernyataan EO yang mengaku telah menyuntik 599 orang pada hari kejadian itu.

"Saya penasaran dengan jumlah suntikan nakes itu dalam satu hari--ketika melakukan suntikan palsu. Yakni 599 orang. Jika proses satu penyuntikan adalah 5 menit, maka butuh 2995 menit atau hampir 50 jam. Pasti nakesnya kelelahan melakukan 500-an suntikan hanya dalam satu hari," lanjutnya. 

Baca Juga: Deddy Corbuzier Tiba-Tiba Umumkan Tutup Semua Akun Medsos dan Podcast, Ada Apa?

Dengan terungkapnya kasus ini, Prof. Beri berharap ada perhatian serius dari pihak-pihak berwenang untuk menelusuri berapa banyak orang yang mendapat suntikan-suntikan vaksin kosong itu. 

Dikhawatirkan peristiwa ini juga bisa saja terjadi di tempat lain "Sehingga kita bisa tahu jumlah riil yang belum terproteksi vaksin," jelasnya. 

Lalu bagaimana efeknya pada orang yang telah diberi suntikan kosong? 

Menurut Prof. Beri, pada prinsipnya, injeksi intramuskular (otot) harus dilakukan tenaga profesional, karena ada risiko yang menyertai. 

Baca Juga: Ganjil Genap di Jakarta Mulai 12 Agustus 2021, Berikut 8 Ruas Jalan yang Menerapkannya

Ketika gelembung udara suntikan kosong itu masuk ke otot, kemungkinan bisa menimbulkan sedikit rasa nyeri.

"Namun, tetap saja orang yang disuntik vaksin kosong ini harus dipantau," lanjutnya.

Meskipun kemungkinan dampaknya tidak akan terlalu buruk, Prof. Beri menganjurkan agar mereka yang diketahui telah mendapat suntikan kosong untuk diperiksa kembali satu sampai empat hari kemudian.

Lebih lanjut, Prof. Beri memberi empat tips untuk memastikan agar seseorang terhindar dari suntik kosong. 

Baca Juga: The Game Caterers PD Na Young Suk Akan Kembali Pekan Ini dengan Bintang Tamu Para Pemeran Film Sinkhole

Pertama, vaksin harus dikeluarkan dari botol di depan penerima vaksin. 

Kedua, nakes menunjukkan dosis sebelum menyuntik.

Ketiga, jika memungkinkan, penerima vaksin harus melihat apakah nakes itu benar-benar memasukkan vaksin. 

Keempat, penerima vaksin meminta diperlihatkan jarum suntik kosong setelah penyuntikan. 

"Untuk memastikan Anda divaksinasi dengan benar, perhatikan tahapan-tahapan ini. Terima kasih," tutupnya. ***

Editor: Hanif Hafsari Chaeza

Sumber: Twitter.com @ProfesorZubairi

Tags

Terkini

Terpopuler