Perbedaan Langkah Awal Saat Isoman Terkena Covid-19 dan Infleunza, Berikut Penjelasan dr Tirta

12 Agustus 2021, 07:50 WIB
Tangkapan Layar dr Tirta saat memberikan Langkah Awal Saat Isoman terkena Covid-19 atau Influenza /YouTube/@TirtaPengPengPeng

Cianjurpedia.com – Menurut dr Tirta menjelaskan bahwa sebagian besar kebiasaan di Indonesia orang terkena gejala influenza atau flu masih melakukan aktivitas seperti kerja dan sekolah akibatnya satu ruangan kerja atau kelas kena terkena flu semua.

dr Tirta menjelaskan baik Influenza maupun Covid-19 yang sama-sama disebabkan virus sebagai langkah awal penanganan adalah dengan cara isolasi mandiri (isoman).

Hal ini pernah terjadi sekira 100 tahun yang lalu Indonesia telah kehilangan sekira 20 persen populasinya akibat dari virus flu Spanyol.

100 tahun kemudian influenza atau flu sudah sembuh pakai obat warung atau obat-obatan yang berlambang lingkaran hijau di bungkusnya yang bebas dijual.

Baca Juga: Kementerian Kesehatan : Vaksin COVID-19 Akan Tetap Efektif Meskipun Terlambat Mendapat Suntikan Dosis Kedua

Virus itu menyebarnya lewat droplet, jika Anda bersin dan terkena udara akan mudah viral atau menularkan.

“Virus itu sifatnya viral lebih mudah sangat menular dan sangat menyebar,” tutur dr Tirta yang dikutip Cianjurpedia.com dari kanal YouTube Tirta PengPengPeng, Senin 26 Juli 2021.

Zaman dahulu orang yang terkena flu treatmentya harus isoman, namun karena sudah kebiasaan nekat tetap kerja, akhirnya flunya giliran.

Lebih lanjut dr. Tirta ada yang perlu diketahui bagi Anda yang sedang Isoman, Pertama gejala awal terkena atau terinfeksi virus tandanya ada demam dan nyeri sendi atau dinamakan flu like syndrome.

 Baca Juga: Bantu Tingkatkan Saturasi Oksigen pada Pasien Isoman, Berikut Tata Cara Melakukan Teknik Proning

“Demam, nyeri sendi dan badan enggak enak itu adalah gejala awal virus tubuh ke tubuh,”tutur dr. Tirta.

“Tiga hari awal tidak bisa dibedakan antara virus influenza, campak, flu Covid, flu burung, SARS tidak ada yang tahu,”tegas dr. Tirta.

Pada dasarnya gejala infeksi yang masuk ke dalam tubuh kita jika ada benda asing reaksinya flu like syndrome yakni dikenal istilah ‘trias’ termasuk demam antara 37,8 – 38,5, pegel linu terutama sendi-sendi besar, mual yang disebabkan reseptor virus tersebut ada di lambung.

Langkah awal jika Anda merasakan gejala-gejala diatas yakni Anda minum obat paracetamol 500 mg  atau sumagesic 500mg di minum tiga kali sehari. Namun bagi Anda alergi paracetamol jangan minum obat tersebut.

Baca Juga: Ibu Hamil Diizinkan Mendapat Vaksin COVID-19, Dengan Syarat Usia Kandungan Memasuki Trimester Kedua

Pada hari ke-4 sampai dengan ke-6 hal merupakan hari yang menentukan bagi Anda yang Isoman terkena influenza dengan terkena Covid.

Jika Anda terkena influenza sebagian besar maka cenderung  pilek dengan bersinya luar biasa dan hidung terasa gatal. Influenza cenderung menyerang THT.

Sementara itu, jika Anda terkena Covid pada hari ke-4 sampai dengan ke-6 cenderung Batuk dengan nyeri telan.

Influenza menurut dr. Tirta bisa disertai batuk tapi rata-rata berdahak dan bisa dikeluarkan sedangkan terkena Covid batuknya berdahak tetapi tidak dikeluarkan.

Selain itu pada hari ke-4 sampai dengan ke-6 jika Anda di swab akan terdeteksi positif, sedangkan jika flu biasa hasilnya akan negatif.

Baca Juga: Akibat Aturan Covid-19, Warga Tokyo Saksikan Pembukaan Olimpiade di Luar Stadion Tokyo

Setelah gejala batuk dan nyeri telan dan diikut muncul gejala lainya seperti Anosmia, Ageusia dan Hiposmia.

Anosmia merupakan hilangnya fungsi indra penciuman secara total, dimana orang tidak bisa mencium aroma apa pun, baik aroma bunga atau parfum maupun bau tidak sedap, seperti bauk busuk dan bau amis.

Ageusia artinya Anda tidak bisa mengecap indra asin dan manis, sedangkan parosmia artinya penciuman Anda seperti bau busuk terus.

Ketiga hal tersebut diatas menurutnya karena terjadi akibat blockade sel radang yang melawan virus di reseptor nomor 2.

Baca Juga: Kontak Dengan Staf yang Positif Covid-19, Yoo Jae Seok dan Jo Se Ho Batalkan Semua Syuting Acara

Anosmia bisa bertahan selama tiga minggu dan bukan faktor utama penularan melainkan demam dan batuk, karena demam merupakan tanda infeksinya aktif.

Batuk yang terkena covid  biasanya berbeda dengan batuk flu yakni lebih berat dan kesulitan mengeluarkan dahak maka treatment dengan memberikan obat untuk gejala ringan Acetylcysteine 200 mg, OBH atau Ambroxol 30 mg yang bertujuan untuk mengecerkan dahak sehingga bisa dikeluarkan.

Selama pengobatan saat Isoman Anda diwajibkan untuk bedrest total supaya energi tubuh bisa mengurus Covid.

“Makanya orang terkena Covid rasanya lemes karena energy tubuh tersita di limfosit untuk mencetak limfosit-limfosit baru untuk membasmi virus Covid-19,ujar dr Tirta.

Baca Juga: PPKM Level 4 Covid-19 di Jawa-Bali Diperpanjang Sampai 25 Juli 2021, Catat Aturannya

Oleh karena itu selain obat menurutnya Anda perlu menambah nutrisi. Nutrisi yang cukup bukan nasi putih melainkan protein dan vitamin serta cairan yang cukup untuk membantu kerja antibodi.

Protein adalah zat pembangun tubuh, sedangkan energi yang dihasilkan karbohidrat kita konsumsi secukupnya karena virus juga membutuhkan energi.

Virus menurutnya tidak akan tumbuh kalau tidak dalam sel tubuh, sementara sel yang diganggu pada sel-sel pernafasan. Oleh karena itu sel-sel radangnya menghacurkan sel kita sendiri.

“Pada dasar kalau kita makan nasi terlalu banyak pada seseoran yang terkena Covid-19 tidak bisa menyembuhkan apa pun.”

Baca Juga: Oseltamivir Tidak Lagi Menjadi Obat Standar Pengobatan Covid-19, Kenali Manfaat dan Efek Sampingnya

“Virusnya tumbuh dan selnya juga tumbuh. Kalau mau karbohidrat secukupnya tetapi protein yang cukup seperti protein nabati ada temped dan tahu.”

“Putih telur, ayam, sup ayam dan bawang juga boleh,”tambahnya.

Di hari ke-7 jika kondisi kita membaik dimana demamnya sudah hilang tinggal Anosmia sampai hari ke-10.

Sebaliknya jika kondisi kita di hari ke-7 sampai hari ke-10 buruk dengan ciri batuk akan memberat menurut dr. Tirtra disebabkan virus sudah mulai mencapai paru-paru.

Jika tidak membaik dan saturasinya mulai mencapai dibawah 90 persen harus dilakukan rongent paru dan periksa darah untuk mengecek bagaimana kondisi paru-paru kita.

Baca Juga: Jadwal Samsat Keliling Wilayah Kabupaten Indramayu Hari Ini Kamis 12 Agustus 2021

Khusus lansia rata-rata mencapai fase kristis ini dimana di hari 7-8 batuknya akan memberat dan mulai dehidrasi karena anosmianya semakin parah mengakibatkan tidak nafsu makan sehingga gejala Covid-19 menjadi semakin parah.

Buat Anda Isoman menurutnya jika di hari ke-7 sampai ke-8 infeksi, saturasinya dibawah 90 persen, Lemas, dehidrasi maka treatmentnya Anda harus ke rumah sakit dengan awal diberi suplai oksigen.

Di hari ke-10 sekira 80 persen kondisinya sudah tidak demam, batuk dan anosmianya tinggal sedikit sudah bisa lepas obat.

Kriteria sembuh isoman ada dua syarat,  pertama jika kita sudah isoman selama  10 hari ditambah tiga hari terakhir tanpa minum obat sudah bebas demam dan batuk, namun Anosmia masih ada dan bisa positif karena di bagian hidung masih ada tangkai-tangkai virus.

Baca Juga: Jadwal Samsat Keliling Wilayah Kabupaten Indramayu Hari Ini Kamis 12 Agustus 2021

Kedua, jika Anda sudah keluar dari rumah sakit tetap diharuskan untuk isoman selama 14 hari di rumah untuk adaptasi dan setelah dites PCR hasilnya negative, jika hasilnya masih positif berpegang pada syarat pertama.

Tiga hari masih mengalami batuk tambah waktu isoman kelipatan tiga sampai batuk tesebut hilang, karena penularan virus termasuk Covid-19 salah satunya melalui droplet.

Sementara, jika Anda masih mengalami Anosmia tidak perlu panik penuhi makan nutrisi seperti protein, vitamin C, vitamin D.***

Editor: Nugraha Ramdhani

Sumber: YouTube

Tags

Terkini

Terpopuler