Kemudian ia juga menambahkan jika infeksi tersebut akan menyebabkan hidung anak mengeluarkan cairan seperti ingus. Cairan ini nantinya dapat membuat anak mengalami penyumbatan saluran pernapasan.
Kedua, infeksi juga dapat mempengaruhi psikologis orang tua, terutama bagi orang tua muda atau baru memiliki anak karena dapat menimbulkan kekhawatiran bahkan kepanikan tersendiri.
Untuk mencegah fenomena tersebut, ia meminta agar setiap orang tua menghindarkan anaknya untuk bertemu dengan orang lain, terlebih bila pihak yang tidak dikenal.
Sementara itu, bagi ibu yang baru melahirkan diharapkan tidak bersentuhan dahulu dengan pihak luar.
“Sekarang biasakan untuk lebih isolasi anak-anaknya dan vaksinasi menjadi penting untuk anak di atas enam tahun yang sudah eligible. Termasuk orang dewasa, jangan juga bawa anak-anak ini bepergian karena berisiko sekali,” ujarnya.
Sebagai informasi, berdasarkan data dari IDAI, kasus COVID-19 pada anak mengalami peningkatan yang cukup signifikan.
Pada tanggal 24 Januari 2022, kasus COVID-19 anak tercatat 646 pasien. Kemudian mengalami peningakatan pada tanggal 31 Januari menjadi 2.775 pasien. Bahkan per tanggal 7 Februari kasus COVID-19 pada anak telah mencapai 7.190 pasien.
Baca Juga: Update : Indonesia Mencatat 3.161 Kasus Positif Omicron, 324 Diantaranya Anak-Anak