Waspadai Kondisi Popok Kering pada Balita, Kasus Gagal Ginjal Akut pada Anak Kembali Terjadi

- 7 Februari 2023, 18:49 WIB
Ilustrasi anak sakit. Waspadai Kondisi Popok Kering pada Balita, Kasus Gagal Ginjal Akut pada Anak Kembali Terjadi
Ilustrasi anak sakit. Waspadai Kondisi Popok Kering pada Balita, Kasus Gagal Ginjal Akut pada Anak Kembali Terjadi /Pexels/Polina Tankilevitch

 

Cianjurpedia.com – Kasus Gagal Ginjal Akut Progresif Atipikal (GGAPA) pada anak-anak kembali terjadi di DKI Jakarta. Dua orang anak dilaporkan Dinkes (Dinas Kesehatan) setempat terkait kasus ini. 

Satu pasien terkonfirmasi GGAPA dan meninggal dunia usai mengalami demam dan sulit buang air kecil, dan satu pasien lagi masih berstatus suspek. 

Menyikapi hal tersebut, Siti Nadia Tarmizi, selaku Kepala Biro Komunikasi dan Pelayanan Publik Kementerian Kesehatan, menghimbau kepada masyarakat untuk lebih mewaspadai selama jangka waktu tertentu bila ditemukan popok anak dalam kondisi kering. 

"Kami minta orang tua pantau kondisi anaknya saat dalam proses pengobatan. Kalau demam biasanya beri cairan yang cukup pada anak, hingga memastikan kalau minumnya cukup, dia bisa buang air kecil, tetapi kalau popok kering itu sebaiknya segera dibawa ke rumah sakit," kata Siti Nadia Tarmizi, melansir Antara, pada Selasa 7 Februari 2023.

Baca Juga: Inilah 30 Merk Obat Sirup yang Aman Menurut BPOM, dari 102 Daftar yang Diminum Pasien Gangguan Ginjal

Nadia menjelaskan bahwa, kesulitan buang air kecil merupakan salah satu tanda atau gejala adanya risiko kerusakan pada organ ginjal anak, yang dapat diakibatkan karena keracunan obat sirup. 

Lebih lanjut Nadia menghimbau agar orang tua segera memeriksakan anak ke dokter bila mendapati kondisi tersebut, meskipun anak tidak mengalami kembung ataupun sakit perut. 

"Kalau kelihatannya sudah seharian pipisnya anak sedikit sekali, atau kalau sehari bisa tiga kali ganti popok, tetapi ini hanya sekali, maka harus waspada," tuturnya.

Selain sulit buang air kecil, nadia menginformasikan bahwa gejala lain dari GGAPA adalah demam, batuk, dan pilek, dengan karakteristik perburukan gejala yang cukup cepat. 

"Yang paling spesifik adalah frekuensi air kecil yang berkurang sangat cepat progresifnya, dari yang semula sedikit-sedikit, lama-lama tidak bisa. Tidak lama kemudian, terjadi penurunan kesadaran. Bahkan, tindakan medis cuci darah, tidak ada perbaikannya," ucapnya.

Bila pada gagal ginjal biasa, kerusakan ginjal berlangsung selama bulanan, sedangkan pada kasus GGAPA, hanya sekitat 10-14 hari sejak gejala demam dan sulit buang air kecil. 

Baca Juga: Cegah Gangguan Ginjal Akut, IDAI Mengimbau Masyarakat Agar Kurangi Aktivitas Anak, Khususnya Balita

"Sakit gagal ginjal pada umumnya berlangsung dalam interval bulanan sampai kerusakan ginjal terjadi. Kalau gagal ginjal akut progresif atipikal (GGAPA), hanya membutuhkan waktu 10-14 hari sejak gejala demam dan sulit buang air kecil," ucap Nadia.

Masyarakat dihimbau untuk segera mendatangi atau mengakses fasilitas kesehatan terdekat untuk mendapatkan pelayanan medis bila mengalami gejala diatas dan jangan membeli obat sirup tanpa resep. 

"Jangan membeli obat sirop secara mandiri di apotek dan toko obat di pasaran. Segera bawa ke fasyankes terdekat untuk memperoleh resep yang tepat dari tenaga medis," tuturny.***

Editor: Mayang Ayu Lestari

Sumber: ANTARA


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x