Swab Test Antigen Mandiri di Rumah, Yakin Hasilnya Akurat?

13 Agustus 2021, 08:52 WIB
Ilustrasi alat Swab Covid-19 /Instagram @drningz/

Cianjurpedia.com - Jumlah kasus positif Covid-19 di Indonesia masih terus bertambah setiap harinya. Masyarakat menjadi lebih khawatir lantaran orang di sekitar semakin banyak yang dikabarkan terpapar virus corona. 

Demi memastikan kondisi kesehatan, saat ini tak jarang orang yang melakukan swab test atau tes usap antigen secara mandiri di rumah. 

Apalagi kini perlengkapan untuk melakukan tes usap antigen banyak dijual secara online. Harganya pun murah, menurut hasil penelusuran Cianjurpedia di salah satu e-commerce, swab test antigen kit dibanderol mulai dari harga Rp 22 ribu untuk satu kali pakai. 

Baca Juga: Prof. Zubairi Djoerban Beri Empat Tips Agar Terhindar dari Suntik Kosong Saat Akan Divaksinasi

Satu set alat tersebut juga dilengkapi dengan cara pemakaian yang rinci dan hasilnya bisa langsung diketahui hanya dalam hitungan menit. 

Jika dibandingkan dengan rumah sakit atau laboratorium kesehatan, tentu saja melakukan tes usap antigen mandiri di rumah jauh lebih murah dan praktis. Anda tidak perlu keluar rumah dan mengantre. 

Namun, berapa persen akurasi melakukan tes mandiri tanpa pantauan tenaga ahli? 

Prof. Dr. Zubairi Djoerban dalam cuitannya pada Kamis 12 Agustus kemarin, memberikan pandangannya terkait fenomena ini. 

Baca Juga: Mendekati Hari Bahagia Lesti Kejora dan Rizky Billar, Intip Rangkaian Acara Cinta Abadi Leslar Spesial Besok

"Yang utama adalah saya tidak menganjurkan Anda melakukan tes swab antigen mandiri. Betul hasilnya cepat dan tidak perlu antre. Harganya juga terjangkau dibandingkan di fasilitas kesehatan. 

Tapi bagaimana dengan tingkat akurasinya? Bagaimana kalau pengambilan sampelnya salah?" tulisnya dalam akun Twitter @ProfesorZubairi. 

Menurut Ketua Satgas Penanganan Covid-19 Ikatan Dokter Indonesia (IDI) tersebut, melakukan tes usap antigen secara mandiri beresiko memberi hasil yang keliru. 

Memasukkan cotton bud panjang ke hidung hingga tiba di nasofaring juga bukan perkara mudah. Ada kemungkinan hanya sampai rongga hidung saja dan yang terambil itu adalah air liur, bukan lendir.

Baca Juga: Lima Tips Hindari Darah Tinggi Sebelum Vaksinasi COVID-19 dari dr. Reisa

"Pemeriksaan sampel air liur ini tentu lebih sulit dalam mendeteksi virus dan cenderung menunjukkan hasil negatif," jelas dokter yang akrab disapa Prof. Beri ini. 

Selain itu, jika tes usap mandiri itu menunjukkan hasil positif juga akan cukup berbahaya bagi orang tersebut. Karena pasien tidak bisa menentukan sendiri perawatan atau pengobatan seperti apa yang diperlukannya. 

Tidak semua orang bisa melakukan isolasi mandiri begitu saja. Bagi sebagian orang yang dinyatakan positif Covid-19, akan memerlukan perawatan yang intensif di rumah sakit.

Seperti diinfus, dapat suntikan Heparin, tambah oksigen, obat-obat Dexamethasone, Remdesivir, Favipiravir, dan lain-lain.

Baca Juga: Memiliki Efikasi Tinggi, Pemerintah Akan Gunakan Vaksin Moderna untuk Booster Tenaga Kesehatan

"Kalau orang itu seharusnya perlu tindakan-tindakan medis tadi, kemudian tidak mendapatkannya, ya akan berbahaya untuk jiwanya," lanjut Prof. Beri. 

Hal di atas bisa dikecualikan jika pemakaian alat tes usap mandiri dipandu dan dimonitor secara langsung oleh profesional. Misalnya melalui video call, zoom atau apapun yang bisa memberi tahu bahwa seseorang itu benar atau salah saat menggunakan alat swab test mandiri. 

Jika hasil tesnya positif, harus dilanjutkan dengan konseling. Penting untuk dicatat, tes antigen hanya screening awal. Hasilnya harus tetap dikonfirmasi dengan tes usap PCR. 

"Yang juga penting adalah, Anda harus melapor ke petugas puskesmas jika hasil tes antigen Anda positif--demi kepentingan pendataan dan memutus mata rantai Covid-19," tutupnya. ***

Editor: Hanif Hafsari Chaeza

Tags

Terkini

Terpopuler